KOMPAS.com - Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) memberikan pelatihan literasi media sejumlah siswa SMA Muhammadiyah 16 Jakarta.
Dosen FISIP Uhamka, Indriani mengaku, pelatihan literasi media ini penting dilakukan karena para siswa setiap harinya pengguna aktif media sosial (medsos) yang terpapar dengan informasi baik yang benar maupun yang salah.
Baca juga: 25 PTN dan 30 PTS dengan Status Akreditasi Unggul dari BAN-PT
"Oleh karena itu, mereka harus memiliki kemampuan untuk dapat memilah informasi yang ada," kata Indriani dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (29/8/2023).
Dalam pelatihan literasi media yang diselenggarakan secara daring, dia mengajak para siswa untuk dapat berpikir kritis dan bersikap skeptis terhadap informasi yang didapat.
Selain itu juga perlu dilakukan cek dan ricek terlebih dahulu sebelum membagikan informasi di medsos.
Setelah informasi terverifikasi kebenarannya, baru dapat dibagikan.
"Jangan sampai kita menyebarkan informasi yang salah atau hoaks," jelas dia.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kampus.
Dalam kesempatan tersebut, Dosen FISIP Uhamka lainnya, Vilya Dwi Agustini MIKom memberikan materi terkait pentingnya menjaga keamanan data pribadi di medsos.
"Data-data pribadi seperti nama, nomor induk kependudukan, nama saudara kandung, nama ibu kandung, data biometrik, nomor telepon seluler, perlu untuk dilindungi. Jangan unggah data-data tersebut di medsos karena rentan untuk disalahgunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ungkap dia.
Baca juga: Ners UM Surabaya: Ini 5 Dampak bila Tubuh Kurang Olahraga
Dalam pelatihan itu, Vilya mengingatkan para siswa untuk dapat melindungi akun media sosial dengan melakukan verifikasi dua langkah, sehingga dapat mencegah terjadinya peretasan akun.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 16 Jakarta, Arif Rachman Hakim menyambut baik pelatihan literasi media bagi siswa tersebut.
Dia berharap kerja sama tersebut dapat terus berlanjut dengan menghadirkan berbagai pelatihan literasi media lainnya.
"Kami pun dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan peserta didik, untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, karena apapun yang kita bagikan maupun kita jadikan status, akan menjadi jejak digital yang sulit hilang," jelas Arif.
Arif menjelaskan pihak sekolah terus berupaya mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga apapun informasi yang diterima tidak langsung ditelan mentah-mentah.
Arif menilai pelatihan sangat bermanfaat, apalagi sebagian besar siswanya merupakan pemilih pemula dalam Pemilu 2024.
Baca juga:
"Kehati-hatian dalam menggunakan media sosial sangat diperlukan," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.