KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) menyediakan 9 TPS khusus di lima lokasi untuk memfasilitasi mahasiswa yang tidak bisa memilih di daerah asalnya pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Tidak hanya mahasiswa UGM, TPS khusus juga diperuntukan bagi mahasiswa dari 12 perguruan tinggi lain di DIY yang tergabung dalam TPS Khusus ini.
Baca juga: Guru Harus Netral dan Tidak Memihak pada Saat Pemilu 2024
Adapun lokasi 9 TPS Khusus di UGM, antara lain Asrama Ratnaningsih Kinanti 1 yang merupakan TPS 901 dan 902 dengan jumlah pemilih 589 dan Asrama Ratnaningsih Kinanti 2 & 3 yang merupakan TPS 903 dan TPS 904 dengan jumlah pemilih 584.
Lalu asrama Ratnaningsih Sendowo yang merupakan TPS 922 dan TPS 923 dengan jumlah pemilih 509, Asrama Darmaputera Santren yang merupakan TPS 905 dan TPS 906 dengan jumlah pemilih 590, serta Asrama Darmaputera Karanggayam dengan jumlah pemilih 280.
"Total di TPS Khusus ini ada 2.611 pemilih yang nanti akan memilih di 9 TPS yang berlokasi di asrama-asrama mahasiswa," Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, Dr. Hempri Suyatna seperti dilansir dari laman UGM, Jumat (9/2/2024).
Untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu di TPS khusus ini, kata dia, juga sudah dibentuk KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang berjumlah 63 dan semuanya adalah mahasiswa.
Sementara untuk linmas masing-masing TPS akan ditempatkan 2 orang hasil kerja sama dengan Kelurahan Catur Tunggal.
Terkait kesiapan ini juga sudah dibentuk Tim Pengawas independen yang akan ditempatkan di masing-masing TPS Khusus.
Jumlah Pengawas Independen yang akan diterjunkan sejumlah 36 mahasiswa dan setiap TPS Khusus ada 4 pengawas.
Menurut Hepri jumlah pengawas khusus ini merupakan hasil seleksi dari pendaftar sebanyak 273 mahasiswa. Sebanyak 273 pendaftar lolos administrasi sebanyak 235 mahasiswa dan hasil seleksi akhir yang diterima 36 mahasiswa.
Baca juga: Pemilu 2024, Rektor IPB Imbau Lima Hal Ini
"Antusias mahasiswa menjadi pengawas independen yang dibentuk oleh UGM memang luar biasa. Mereka memiliki motivasi tinggi untuk menjaga demokrasi agar berjalan dengan baik, dan sebelum terjun ke lapangan mereka juga telah mendapatkan arahan dan pembekalan dari Bawaslu DIY," jelas dia.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito menambahkan, TPS Khusus merupakan upaya memfasilitasi para mahasiswa yang kebetulan tidak bisa pulang ke daerah asal dan bisa memanfaatkan itu.
Menurut Dr. Arie, TPS Khusus bukan semata-mata menghadirkan para mahasiswa di TPS dan memanfaatkannya tetapi lebih banyak menjadikan TPS Khusus sebagai arena pendidikan politik.
Baca juga: 8 Sikap UB Terkait Penegakan Hukum dan Etika Demokrasi di Indonesia
"Karena selain memilih, mereka ikut terlibat menjadi petugas, dan ada yang menjadi pengawas sehingga dengan cara seperti itu kita akan membuat TPS Khusus sebagai media yang yang punya makna pembelajaran," tutup Dr. Arie Sujito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.