优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Perbandingan Budaya Membaca Indonesia, Singapura, dan Malaysia

优游国际.com - 25/09/2024, 17:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di
Editor

BUDAYA membaca adalah kebiasaan atau pola perilaku dalam membaca yang diterapkan secara luas dalam suatu masyarakat.

Budaya ini penting karena berperan besar dalam pengembangan intelektual individu dan kemajuan bangsa.

Di era informasi dan digital saat ini, membaca tidak hanya terbatas pada buku cetak, tetapi juga mencakup media digital seperti e-book, artikel online, dan media sosial.

Mengapa budaya membaca penting?

Tentu ada banyak manfaatnya. Pertama, meningkatkan pengetahuan: Membaca membuka akses pada informasi dan ilmu pengetahuan yang membantu individu memahami dunia secara lebih luas.

Kedua, mengembangkan kemampuan kognitif: Membaca merangsang otak, memperluas kosa kata, memperbaiki pemahaman, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Ketiga, meningkatkan kreativitas dan imajinasi: Dengan membaca, seseorang terpapar pada ide-ide baru dan perspektif berbeda, sehingga memperluas imajinasi dan kreativitas.

Keempat, meningkatkan empati dan pemahaman sosial: Membaca fiksi, terutama, dapat membantu memahami emosi, perspektif, dan situasi orang lain, yang berkontribusi pada pengembangan empati.

Kelima, meningkatkan keterampilan komunikasi: Membaca secara rutin memperkaya kosa kata dan pemahaman terhadap struktur kalimat, yang pada gilirannya membantu komunikasi verbal dan tulisan.

Keenam, membantu kesehatan mental: Membaca juga dapat menurunkan stres dan kecemasan, serta menjadi cara relaksasi yang bermanfaat.

Ketujuh, mengurangi kesenjangan informasi: Membaca memungkinkan akses pada informasi penting yang bisa memberdayakan individu dalam membuat keputusan tepat.

Indonesia, Singapura, dan Malaysia

Kita mulai dari Indonesia. Menurut laporan UNESCO 2016, indeks literasi Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei.

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 77 negara dalam hal kemampuan membaca.

Budaya membaca di Indonesia masih terbilang rendah. Rata-rata orang Indonesia membaca kurang dari 3-4 buku per tahun, yang jauh di bawah standar negara-negara maju.

Minat baca di Indonesia juga terhambat faktor infrastruktur, seperti minimnya akses ke perpustakaan di daerah terpencil.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau