BUDAYA membaca adalah kebiasaan atau pola perilaku dalam membaca yang diterapkan secara luas dalam suatu masyarakat.
Budaya ini penting karena berperan besar dalam pengembangan intelektual individu dan kemajuan bangsa.
Di era informasi dan digital saat ini, membaca tidak hanya terbatas pada buku cetak, tetapi juga mencakup media digital seperti e-book, artikel online, dan media sosial.
Mengapa budaya membaca penting?
Tentu ada banyak manfaatnya. Pertama, meningkatkan pengetahuan: Membaca membuka akses pada informasi dan ilmu pengetahuan yang membantu individu memahami dunia secara lebih luas.
Kedua, mengembangkan kemampuan kognitif: Membaca merangsang otak, memperluas kosa kata, memperbaiki pemahaman, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Ketiga, meningkatkan kreativitas dan imajinasi: Dengan membaca, seseorang terpapar pada ide-ide baru dan perspektif berbeda, sehingga memperluas imajinasi dan kreativitas.
Keempat, meningkatkan empati dan pemahaman sosial: Membaca fiksi, terutama, dapat membantu memahami emosi, perspektif, dan situasi orang lain, yang berkontribusi pada pengembangan empati.
Kelima, meningkatkan keterampilan komunikasi: Membaca secara rutin memperkaya kosa kata dan pemahaman terhadap struktur kalimat, yang pada gilirannya membantu komunikasi verbal dan tulisan.
Keenam, membantu kesehatan mental: Membaca juga dapat menurunkan stres dan kecemasan, serta menjadi cara relaksasi yang bermanfaat.
Ketujuh, mengurangi kesenjangan informasi: Membaca memungkinkan akses pada informasi penting yang bisa memberdayakan individu dalam membuat keputusan tepat.
Kita mulai dari Indonesia. Menurut laporan UNESCO 2016, indeks literasi Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei.
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 77 negara dalam hal kemampuan membaca.
Budaya membaca di Indonesia masih terbilang rendah. Rata-rata orang Indonesia membaca kurang dari 3-4 buku per tahun, yang jauh di bawah standar negara-negara maju.
Minat baca di Indonesia juga terhambat faktor infrastruktur, seperti minimnya akses ke perpustakaan di daerah terpencil.