KOMPAS.com - Pakar UGM (Universitas Gadjah Mada) memberikan tips beternak ayam kampung yang bisa dicoba masyarakat.
Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Dr. Ir. Heru Sasongko mengatakan, titik kritis sebagai penentu keberhasilan ternak ayam kampung ada pada 7 hari pertama sejak ditetaskan.
Menurut dia, pada masa krusial ini, pakan, suhu, dan tempat tinggal harus terpenuhi dengan baik.
Apabila tidak demikian, ayam kampung tidak akan dapat berkembang dengan maksimal. Manajemen brooding atau pemanasan harus dilakukan dengan rentang suhu 31-33 derajat celcius.
Baca juga: Pakar Politik UGM Ingatkan Masyarakat Awasi Calon Tunggal Pilkada 2024
Dia menambahkan, peternak juga perlu mengatur ketinggian tempat pakan dan minum setinggi punggung ayam serta mengelompokkan ukuran ayam supaya mudah.
"Kuncinya, pahami unggas yang anda rawat dengan baik. Makanan, temperatur, dan jam pemberian makan harus konsisten. Tidak boleh bosenan. Harus senang, sabar, dan disiplin," terang Heru Sasongko dalam kuliah gratis yang bertajuk "Sukses Beternak Ayam Kampung" yang dikutip dari laman UGM, Selasa (1/1/2024).
Heru Sasongko menyampaikan bahwa unggas layaknya mesin biologis dilengkapi dengan sifat-sifat umumnya.
Yakni sistem pencernaan sederhana, laju metabolisme cepat, dan mudah stres. Sehingga manajemen pemeliharaan ayam kampung di minggu pertama sangat menentukan tingkat keberhasilannya.
Baca juga: 4 Tips Lancar Berbicara Pakai Bahasa Inggris, Pelajar Segera Cek
Sementara soal manajemen pakan untuk ayam kampung, menurut pakar nutrisi unggas, Nanung Danar Dono menyampaikan bahwa ayam kampung mudah mati kalau manajemen pakan kurang baik.
Ia menjelaskan sering dijumpai ayam yang tidak diberikan air. Padahal, air minum adalah hal yang penting agar ayam tetap mau makan.
"Alangkah lebih baik lagi jika air minumnya bersih dan suhunya sejuk atau dingin," ujarnya.
Nanung menyampaikan sebagus apapun anakan ayamnya, jika pakannya tidak berkualitas nutrisinya maka perkembangannya tidak akan baik.
Ia menyebutkan gejala klasik yang sering muncul adalah kasus malnutrisi yang terjadi pada ayam kampung baik untuk petelur maupun pedaging.
Nanung menyebutkan bahan pakan alternatif ayam kampung yang bisa diolah secara sederhana berupa jagung, dedak padi, tepung gaplek, mata ikan, maggot, cacing tanah, keong mas, tepung ikan lokal, atau bungkil kelapa lengkap dengan kandungannya. Menurutnya jenis bahan pakan ini bisa menjadi pilihan.
"Peternak mampu menyesuaikan pakan apa yang kiranya cocok dengan target nutrisi yang dirasa masih kurang pada ayam ternaknya," katanya.