优游国际

KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan Kabinet Merah Putih Fadli Zon menegaskan bahwa ia memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni untuk menjadi seorang menteri di bidang budaya.

Hal itu diungkapkan Fadli setelah menerima jabatan dari menteri sebelumnya yakni Nadiem Makarim pada Senin (21/10/2024) kemarin.

"Saya dikenal sebagai seorang politisi tapi sebetulnya background saya adalah budaya saya ini sebetulnya orang budaya masuk politik bukan orang politik yang masuk ke budaya," kata Fadli Zon.

Baca juga: Dilantik Jadi Mendikdasmen, Abdul Muti Ungkap Pesan Presiden Prabowo

Tertarik pada kebudayaan

Fadli mengatakan, selama ini ia memiliki ketertarikan pada kebudayaan sejak masa sekolah walau sebelumnya kala itu cita-citanya masih selalu berubah.

Fadli menuturkan, kala SMA ia ingin menjadi ilmuan dan sempat mengambil penjurusan fisika hingga menjadi ketua ilmiah remaja karena bercita-cita menjadi ilmuwan.

Namun akhirnya Fadli mulai tertarik dengan dunia sastra setelah mengikuti Pekan Apresiasi Sastra pada tahun 1988 dan memilih kuliah Sastra Rusia di Universitas Indonesia (UI).

"Kebetulan saya menjadi mahasiswa terbaik pertama Universitas Indonesia dan (sempat) diundang ke Kementerian Dikbud Ristek dan saya menjadi mahasiswa berprestasi tingkat nasional ketiga," ujarnya.

Baca juga: 5 Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dilantik Presiden Prabowo

"Ketika itu jadi satu-satunya yang dari sastra yang pernah menjadi mahasiswa berprestasi pertama Universitas Indonesia setahu saya dalam 30 tahun terakhir," lanjut dia.

Selain itu, Fadli juga mengaku punya perpustakaan dengan koleksi 75.000 buku dari berbagai macam jenis antara lain cerita silat hingga komik.

Baca juga: Dilantik Jadi Mendikdasmen, Abdul Muti Ungkap Pesan Presiden Prabowo

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra juga memimpin Sekretariat Nasional Keris Indonesia sejak 7 tahun yang lalu.

"Begitu juga saya mengoleksi wayang ada sekitar 8.000 wayang saya dan saya memegang rekor juga sebagai kolektor wayang terbesar di Indonesia. Jadi saya memang punya passion di situ (di kebudayaan)," ucap Fadli Zon.