优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Presiden Prabowo Bertemu Megawati, Ini Analisis Pengamat Politik UGM

优游国际.com - 10/04/2025, 13:34 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia menilai pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bukan hal yang baru dalam praktik politik nasional dan umum terjadi.

Ia menyebut, Prabowo dan Megawati pernah menjadi calon presiden dan wakil presiden pada tahun 2009 dan merupakan tokoh sentrasi dari dua partai nasional besar.

Alfath mengatakan, format pertemuan antara Prabowo dan Megawati yang berlangsung tertutup tetap memancing perhatian publik karena menyiratkan adanya pembahasan strategis yang tidak dikomunikasikan secara terbuka.

"Keduanya memperlihatkan bahwa komunikasi informal elit politik seringkali terjadi dalam ruang-ruang yang sulit diakses oleh publik,” kata Alfath seperti dilansir dari laman UGM, Kamis (10/4/2025).

Alfath menuturkan sulit menilai pertemuan antara kedua elit pantai ini lebih bernuansa politik kekuasaan atau benar-benar dilandasi kepentingan bangsa.

Mengingat keduanya adalah figur utama, pertemuan ini sangat mungkin menjadi sarana melakukan konsolidasi atau negosiasi kepentingan pasca pemilu.

Selain itu, adanya potensi positif yang bisa muncul dari pertemuan dua tokoh besar ini dalam konteks stabilitas politik nasional yang tentu saja memunculkan harapan untuk memperlancar transisi pemerintahan.

“Harapan kita justru memperlancar transisi kekuasaan yang dirasa tak cukup mulus sekaligus mengupayakan terwujudnya kohesi nasional,” tutur Alfath.

Baca juga: Sosok Didik Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Belajar Desain di Paris dan New York

Meski demikian, Alfath menyebutkan terdapat tantangan atau kekhawatiran tertentu dari publik terkait pertemuan ini yang dilakukan secara tertutup tanpa melibatkan elite partai lainnya.

Menurutnya, pertemuan elit secara tertutup seringkali memunculkan pertanyaan dan spekulasi publik.

“Ini hal yang saya kira wajar di mana publik berharap agar pemerintah hari ini harus tetap ada yang mengontrol. Bukan masuk seluruhnya ke dalam koalisi besar. Tantangan yang harus diantisipasi oleh masyarakat dan pengamat politik dari pertemuan tertutup seperti ini, jelas memunculkan berbagai spekulasi. Sebab, dalam pertemuan 1,5 jam tersebut ada sesi empat mata antara Prabowo dan Megawati, yang disinyalir membahas negosiasi kepentingan pasca pemilu,” ujar Alfath.

Ia menyampaikan sulit membayangkan para elit politik membahas hal substantif kepada publik secara gamblang, terlebih karena ini pertemuan informal.

Adapun yang disampaikan hanya sebagian kecil saja. Padahal penting rakyat k untuk terus memonitor dinamika kekuasaan dan tak terpaku pada hanya satu peristiwa ini saja.

Alfath berharap agar pertemuan yang terjadi antar elit lebih berfokus pada upaya mensejahterakan rakyat, terlebih di tengah situasi ekonomi yang rumit.

“Saya kira ini bukan semata ajang rekonsiliasi politik, tetapi juga harus bisa menjadi sarana mengontrol jalannya kekuasaan,” pungkas Alfath.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau