LONDON, KOMPAS.com - Sebuah laporan dari parlemen Inggris yang dirilis pada Jumat (4/12/2020) mengatakan, uang kertas 50 miliar poundsterling (Rp 950 triliun) "hilang" dari stok tunai negara.
Disebutkan pula bahwa Bank of England tampak tidak serius menangani misteri hilangnya uang tersebut.
Lebih dari 70 miliar poundsterling (Rp 1,3 kuadriliun) uang kertas beredar di Inggris, tetapi di laporan disebutkan bahwa hanya sekitar seperempatnya yang dihabiskan di toko-toko atau pembelian lainnya.
Baca juga: YouTuber Stas Reeflay Bunuh Pacarnya yang Hamil Saat Live demi Uang Rp 14 Juta
Uang tunai 50 miliar pounds mungkin disimpan dalam tabungan rumah tangga yang tidak dilaporkan, dikeluarkan saat musim hujan, atau digunakan untuk tujuan-tujuan jahat, tulis Komite Rekening Publik Parlemen di laporannya dan mendesak Bank of England untuk menyelidikinya.
"Uang kertas 50 miliar pounds - atau sekitar tiga perempat dari stok yang semakin menipis ini - disimpan di suatu tempat, tetapi Bank of England tidak tahu di mana, untuk siapa, atau untuk apa, dan tampaknya tidak penasaran," kata Meg Hillier anggota parlemen untuk wilayah Hackney South dan Shoreditch di London, dikutip 优游国际.com dari New York Times, Jumat (4/12/2020).
Bank of England menyanggah tuduhan itu dengan menyebut bahwa mereka mengambil pendekatan laissez-faire untuk masalah ini.
Baca juga: Warga Brasil Punguti Uang yang Berserakan di Jalan Usai Insiden Perampokan Bank Bersenjata
"Adalah tanggung jawab Bank of England memenuhi permintaah publik akan uang kertas. Bank selalu memenuhi permintaan itu dan akan terus melakukannya," kata juru bicara bank sentral dalam pernyataannya pada Jumat (4/12/2020).
"Masyarakat tidak perlu menjelaskan ke bank kenapa mereka ingin menyimpan uang kertas. Artinya uang kertas ini tidak hilang," lanjut pernyataan tersebut.