NEW DELHI, KOMPAS.com – WHO memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 buatan perusahaan Bharat Biotech asal India, Covaxin.
Vaksin tersebut sebelumnya telah disetujui di India pada Januari ketika uji klinis fase ketiga masih berlangsung. Hal tersebut memicu beberapa kekhawatiran dan kritik.
Melansir BBC, Rabu (3/11/2021), Bharat Biotech merilis data yang menunjukkan efikasi Covaxin sebesar 78 persen.
Baca juga: Indonesia Akan Jadi Negara Pertama di Dunia yang Setujui Vaksin Novavax
Managing Director Bharat Biotech Krishna Ella mengeklaim bahwa vaksin Covid-19 Covaxin pasti aman.
Melalui Twitter, WHO yakin bahwa manfaat dari Covaxin tersebut jauh lebih besar daripada risikonya.
Pada Oktober, panel ahli WHO telah meminta lebih banyak data mengenai Covaxin saat memeriksa ajuan yang diajukan Bharat Biotech pada Juli.
BBC mewartakan, Covaxin direkomendasikan untuk digunakan dalam dua dosis, dengan interval dosis empat pekan, pada kelompok usia 18 tahun ke atas.
Baca juga: AS Sumbang 1,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tambahan ke Taiwan
Covaxin cocok untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah karena penyimpanannya yang mudah.
Kendati demikian, data yang tersedia masih belum cukup untuk menilai keamanan atau kemanjuran vaksin Covid-19 tersebut terhadap ibu hamil.
Sejauh ini, India telah menyuntikkan lebih dari 105 juta dosis Covaxin. Persetujuan WHO tersebut membuat Bharat Biotech semakin lega.
Baca juga: G20 Harus Salurkan Surplus Vaksin Covid-19 ke Negara yang Membutuhkan
Beberapa negara telah mengakui Covaxin dan India berharap persetujuan WHO tersebut akan membuat lebih banyak negara menggunakan vaksin Covid-19 itu.
Sejauh ini, India memvaksinasi lebih dari 253 juta orang dengan vaksin Covid-19 dosis penuh.
Dan sekitar 653 juta orang telah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 sejauh ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.