WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membela keputusannya untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi dengan mengatakan hak asasi manusia akan menjadi salah satu agenda dalam kunjungannya.
Lebih lanjut menerangkan rencana pertemuan dengan petinggi negara penghasil minyak itu, Biden mengklaim agenda itu bertujuan untuk mengatur ulang hubungan dengan putra mahkota, yang sebelumnya dia kecam sebagai paria.
Baca juga: Arab Saudi Terapkan Kuota Haji Sistem Undian untuk Sejumlah Negara, Apa Dampaknya?
Presiden ke-46 AS itu akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz dan tim kepemimpinannya, termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam kunjungannya ke Timur Tengah minggu depan.
Pangeran Mohammed, pemimpin de facto Arab Saudi, diyakini berada di balik pembunuhan 2018 jurnalis Washington Post dan lawan politik Jamal Khashoggi, menurut komunitas intelijen AS.
Baca juga: Ini Isi Laporan Rahasia AS soal Pembunuhan Jamal Khashoggi, yang Tuding Pangeran MBS Pelakunya
Dalam sebuah komentar yang diterbitkan di Washington Post Sabtu (9/7/2022) malam, Biden mengatakan ingin mengarahkan kembali dan tidak memutuskan hubungan dengan negara yang telah menjadi mitra strategis AS selama 80 tahun.
"Saya tahu ada banyak yang tidak setuju dengan keputusan saya untuk bepergian ke Arab Saudi," komentar Biden sebagaimana dilansir Guardian pada Minggu (10/7/2022).
“Pandangan saya tentang hak asasi manusia jelas dan sudah berlangsung lama, dan kebebasan mendasar selalu ada dalam agenda ketika saya bepergian ke luar negeri.”
Biden membutuhkan bantuan Arab Saudi yang kaya minyak pada saat harga bensin tinggi. Dia juga mendorong upaya untuk mengakhiri perang di Yaman, setelah Saudi baru-baru ini memperpanjang gencatan senjata di sana.
Amerika Serikat juga ingin mengekang pengaruh Iran di Timur Tengah dan pengaruh global China.
Baca juga: Arab Saudi Cabut Aturan Wajib Hijab, Kenapa Banyak Wanita Pilih Potong Rambut Pendek Gaya “Boy”
Biden berpendapat bahwa Arab Saudi baru-baru ini membantu memulihkan persatuan di antara enam negara Dewan Kerjasama Teluk, telah sepenuhnya mendukung gencatan senjata di Yaman dan bekerja untuk menstabilkan pasar minyak dengan produsen OPEC lainnya.
Biden akan menjadi presiden pertama yang terbang dari Israel ke Jeddah, Arab Saudi, minggu depan.
Hal itu menurut Biden akan menjadi simbol kecil dari “hubungan yang sedang berkembang dan langkah menuju normalisasi” antara Israel dan dunia Arab.
“Saya akan menjadi presiden pertama yang mengunjungi Timur Tengah sejak 9/11 tanpa pasukan AS terlibat dalam misi tempur di sana,” kata Biden.
"Ini adalah tujuan saya untuk tetap seperti itu."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.