WARSAW, KOMPAS.com - Lembaga ilmiah Polandia yang disegani mengklasifikasikan kucing domestik sebagai "spesies asing invasif," dengan alasan kerusakan yang ditimbulkannya pada burung dan satwa liar lainnya.
Beberapa cat lovers (pecinta kucing) telah bereaksi secara emosional terhadap keputusan bulan ini, sehingga menempatkan ilmuwan kunci di belakang kajian tersebut dalam posisi defensif.
Baca juga: Ketika Kucing Peliharaan Mati dan Dijadikan Drone oleh Pemiliknya...
Wojciech Solarz, ahli biologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia yang dikelola negara, tidak siap menanggapi reaksi keras publik yang menentang penelitiannya.
Ilmuwan itu memasukkan "Felis catus," nama ilmiah untuk kucing rumahan, ke dalam database nasional yang dijalankan oleh akademi dari Institut Konservasi Alam.
Basis data tersebut sudah memiliki 1.786 spesies lain yang terdaftar tanpa keberatan, menurut Solarz kepada AP pada Selasa (26/7/2022).
Tapi kehebohan tentang spesies asing invasif No. 1.787 ini, katanya, mungkin dihasilkan dari beberapa laporan media yang menciptakan pemahaman yang salah, bahwa lembaganya menyerukan agar kucing liar dan kucing lain di-euthanasia.
Solarz menggambarkan konsensus ilmiah yang berkembang, bahwa kucing domestik memiliki dampak berbahaya pada keanekaragaman hayati, mengingat jumlah burung dan mamalia yang mereka buru dan bunuh.
Kriteria untuk memasukkan kucing ke dalam spesies alien invasif, "100 persen dipenuhi oleh kucing," katanya.
Baca juga: 3 Minggu Berkeliaran di Bandara Boston, Kucing Milik Penumpang Akhirnya Ditangkap
Dalam segmen televisi yang ditayangkan oleh penyiar independen TVN, ahli biologi minggu lalu berhadapan dengan seorang dokter hewan yang menentang kesimpulan Solarz tentang bahaya yang ditimbulkan kucing terhadap satwa liar.
Dorota Suminska, penulis buku berjudul "Happy Cat," menuding penyebab lain menyusutnya keanekaragaman hayati, termasuk lingkungan yang tercemar dan fasad bangunan perkotaan yang dapat membunuh burung yang sedang terbang.
“Tanyakan apakah manusia ada dalam daftar spesies ‘alien’ non-invasif,” kata Suminska, dengan alasan bahwa kucing terlalu banyak disalahkan.
Solarz menolak pandangan itu, dengan alasan bahwa kucing membunuh sekitar 140 juta burung di Polandia setiap tahun.
Awal bulan ini, institut Akademi Polandia menerbitkan sebuah unggahan di situs webnya yang mengutip "kontroversi" dan berusaha untuk mengklarifikasi posisinya.
Baca juga: Kepolisian AS Luncurkan Situs Kencan Tender, Khusus Kucing dan Anjing
Lembaga itu menekankan bahwa mereka "menentang segala kekejaman terhadap hewan." Ia juga berpendapat bahwa klasifikasinya sejalan dengan pedoman Uni Eropa.
Sementara terkait pengkategorian kucing sebagai "alien", institut tersebut mencatat bahwa "Felis catus" didomestikasi mungkin sekitar 10.000 tahun yang lalu di tempat lahirnya peradaban besar Timur Tengah kuno.
Hal itu membuat spesies itu asing bagi Eropa dari sudut pandang ilmiah yang baku.
Lembaga tersebut juga menekankan bahwa hasil kajiannya merekomendasikan agar pemilik kucing membatasi waktu yang dihabiskan hewan peliharaan mereka di luar rumah, selama musim kawin burung.
“Saya punya anjing, tapi saya tidak membenci kucing,” kata Solarz.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.