LHASA, KOMPAS.com - Sejumlah video beredar dilaporkan menunjukkan kerumunan orang yang berunjuk rasa menentang tindakan ketat Covid-19 di Lhasa, Tibet.
Beberapa video di media sosial menunjukkan ratusan orang berdemonstrasi dan bentrok dengan polisi.
Sebagian besar dari mereka adalah pekerja migran etnis Han China, menurut laporan BBC pada Jumat (28/10/2022)
Baca juga: Kasus Baru Kian Parah, China Kembali Perketat Pembatasan Covid-19 di Sejumlah Kota
Kota Lhasa telah menjalani lockdown Covid-19 selama hampir tiga bulan karena memerangi gelombang infeksi Covid-19.
Tibet adalah salah satu daerah yang dijaga ketat di China.
Protes berskala besar yang jarang terjadi tersebut dilaporkan terjadi pada Rabu (26/10/2022) sore dan berlangsung hingga malam.
menunjukkan ratusan orang berkumpul di jalan, dengan pejabat memblokir pengunjuk rasa di ujung jalan lainnya.
Sebuah pesan yang menyerukan ketenangan dapat terdengar di pengeras suara, dengan seorang pejabat meminta orang-orang untuk "mohon pengertiannya dan kembalilah".
Video lain menunjukkan sejumlah orang di jalanan pada malam hari, dan seorang pria terdengar mengomentari tempat kejadian.
???? Breaking News: Footage is emerging of protests on the streets in as Tibetans push back against the CCP's draconian Zero Covid policy
— Free Tibet (@freetibetorg)
Baca juga: Ide Elon Musk Menamai Varian Baru Covid-19 Viral, Warganet: Pasti Unik Seperti Nama Anaknya
"(Mereka) telah dikurung terlalu lama. Dan banyak orang di komunitas ini adalah orang-orang yang baru saja datang untuk bekerja dan mencari uang. Jika mereka bisa mendapatkannya di China daratan, mereka tidak akan datang ke sini," katanya dalam bahasa mandarin menurut laporan .
Video lain menunjukkan orang-orang berunjuk rasa di jalan-jalan dengan tulisan "Kami hanya ingin pulang".
BBC telah memverifikasi bahwa beberapa video diambil di Lhasa dalam beberapa hari terakhir.
Video-video tersebut telah dihapus dari media sosial China tetapi diunggah ulang di Twitter.
Sumber-sumber Tibet mengatakan kepada outlet berita Radio Free Asia (RFA) bahwa pengunjuk rasa memperingatkan mereka akan "menyalakan api" jika pembatasan tidak dicabut - meskipun tidak jelas apa artinya ini.
Sumber lain mengatakan ada kekhawatiran bentrokan antara warga sipil dan petugas polisi bisa berubah menjadi kekerasan.
Reports suggest that migrant workers have started to protest against the lockdown, asking to let them return to their hometowns.
????
— Tibet Rights Collective (@TibetCollective)
Baca juga: AS dan Eropa Peringatkan Lonjakan Kasus Varian Covid BQ.1 dan BQ.1.1