NAIROBI, KOMPAS.com - Seorang pendeta Kristen Ortodoks, Tesfa Kiros Meresfa mengemis makanan dari pintu ke pintu bersama dengan banyak orang lain yang pulih dari perang dua tahun di Ethiopia utara yang membuat rakyatnya kelaparan.
Yang membuatnya cemas, biji-bijian dan minyak yang sangat dibutuhkan telah menghilang lagi bagi jutaan orang yang terperangkap dalam kebuntuan antara pemerintah Ethiopia, Amerika Serikat, dan PBB.
Baca juga: Dibantu Arab Saudi, Djibouti, dan Ethiopia, AS Evakuasi para Diplomat di Sudan
Kebuntuan terkait atas apa yang menurut pejabat AS mungkin merupakan pencurian bantuan pangan terbesar yang pernah tercatat.
“Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan penderitaan kami,” kata Tesfa.
AS dan PBB menuntut agar pemerintah Etiopia menyerahkan kendalinya atas sistem pengiriman bantuan besar yang mendukung seperenam dari populasi negara itu.
Mereka lantas mengambil langkah dramatis dengan menangguhkan bantuan pangan mereka ke negara terpadat kedua di Afrika itu sampai mereka yakin bantuan tidak akan dicuri oleh pejabat dan pejuang Ethiopia.
Hampir tiga bulan telah berlalu sejak penangguhan bantuan di beberapa bagian negara, dan muncul laporan tentang kematian pertama akibat kelaparan selama jeda tersebut.
Paling awal, bantuan ke wilayah Tigray utara akan kembali pada bulan Juli, kata AS dan PBB, dan ke seluruh negara di beberapa titik setelah itu, ketika reformasi dalam distribusi bantuan memungkinkan terjadi.
Tesfa, yang tinggal di kompleks sekolah bersama ratusan orang lainnya yang terlantar akibat perang di Tigray, tertawa ketika ditanya berapa banyak makanan yang dia makan sehari.
"Pertanyaannya adalah lelucon," katanya. “Kami sering tidur tanpa makanan.”
Baca juga: Perang Saudara Ethiopia Akhirnya Capai Kesepakatan Damai Setelah 2 Tahun Pertempuran
Dalam wawancara dengan Associated Press, yang pertama kali melaporkan pencurian besar-besaran bantuan makanan, pejabat badan bantuan AS dan PBB, organisasi kemanusiaan dan diplomat mengungkap temuan baru tentang pengalihan bantuan ke unit militer dan pasar di seluruh negeri.
Itu termasuk tuduhan bahwa beberapa pejabat senior Ethiopia terlibat secara luas.
Penemuan pada bulan Maret tentang bantuan makanan curian yang cukup untuk memberi makan 134.000 orang selama sebulan di satu kota Tigray hanyalah sekilas dari skala pencurian yang coba diungkap oleh AS, donor kemanusiaan terbesar Ethiopia.
Makanan yang dimaksudkan untuk keluarga yang membutuhkan malah ditemukan untuk dijual di pasar atau ditumpuk di pabrik tepung komersial, masih ditandai dengan bendera AS.
Baca juga:
Implikasinya bagi AS bersifat global. Membuktikan dapat mendeteksi dan menghentikan pencurian bantuan yang dibayarkan oleh pembayar pajak AS sangat pentin.