PERDANA Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan pada Senin (6/1/2025) bahwa dia akan mengundurkan diri dalam beberapa bulan mendatang setelah sembilan tahun berkuasa. Trudeau sedang menghadapi tekanan politik karena popularitas partainya menurun menjelang pemilu. Ada tekanan dari para anggota parlemen di partainya, yaitu Partai Liberal, yang khawatir dengan hasil buruk dalam survei pra-pemilu.
Trudeau, salah satu pemimpin progresif paling terkemuka di dunia, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa dia akan tetap menjabat sebagai perdana menteri dan pemimpin Partai Liberal sampai partai itu memilih ketua baru dalam beberapa bulan ke depan.
“Bangsa ini berhak mendapatkan pilihan yang jelas pada pemilu berikutnya, dan saya menyadari bahwa jika saya harus berjuang dalam pertarungan internal, saya tidak bisa menjadi pilihan terbaik dalam pemilu tersebut,” kata Trudeau.
Dia juga mengumumkan, parlemen diskors hingga 24 Maret mendatang. Itu berarti, pemilu kemungkinan besar tidak akan diadakan sebelum bulan Mei, sehingga Trudeau akan tetap menjabat sebagai pemimpin - setidaknya untuk sementara waktu. Selama periode itu, dia harus menangani ancaman tarif perang yang berpotensi melumpuhkan ekonomi Kanada saat Presiden terpilih AS, Donald Trump, mulai menjabat pada 20 Januari ini.
Pemilu Kanada berikutnya harus digelar sebelum 20 Oktober, dan hasil survei menunjukkan bahwa para pemilih yang marah atas tingginya harga dan kurangnya akses ke perumahan terjangkau kemungkinan akan memilih Partai Konservatif, partai oposisi saat ini, dan hal itu akan membuat Partai Liberal mengalami kekalahan besar, siapapun pemimpinnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, para anggota parlemen Partai Liberal yang tidak puas secara terbuka meminta Trudeau mundur setelah menteri keuangannya mengundurkan diri dan menuduh Trudeau melakukan "tipu muslihat politik" untuk bisa meraih kembali suara pemilih.
“Saya bukan seseorang yang akan mundur dari pertarungan, terutama ketika pertarungan itu sepenting yang satu ini,” kata Trudeau kepada wartawan di luar kediamannya saat suhu merosot hingga minus 15 derajat Celcius.
"Namun, cinta saya kepada Kanada selalu menjadi dorongan utama saya ... dan kini jelas bagi saya bahwa dengan adanya konflik internal, saya tidak bisa menjadi sosok yang memimpin Partai Liberal dalam pemilu mendatang," lanjutnya.
Trudeau, 53 tahun, mulai menjabat pada November 2015. Ketika itu, dia mengusung pesan harapan dan "jalan terang". Dia memenangkan pemilihan sebanyak dua kali, sehingga menjadi salah satu perdana menteri terlama dalam sejarah Kanada dan mendapatkan pujian dari kaum progresif atas komitmennya terhadap kebijakan kesetaraan gender.