优游国际

KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (8/2/2025) mengatakan, Kyiv ingin sekutunya yang tak lain adalah Amerika Serikat (AS) berinvestasi dalam sumber daya mineral Ukraina.

Hal itu untuk menanggapi keinginan dari Presiden AS Donald Trump yang meminta logam tanah jarang sebagai imbalan atas bantuan militer AS untuk Ukraina.

Kendati demikian, Zelensky menegaskan sumber daya mineral Ukraina tidak serta merta diberikan kepada siapa pun.

Baca juga: Kanselir Jerman Kecam Permintaan Trump Beli Tanah Jarang di Ukraina

"Kami memiliki sumber daya mineral. Ini tidak berarti bahwa kami memberikannya kepada siapa pun, bahkan kepada mitra strategis," Zelensky memposting di media sosial.

"Ini tentang kemitraan. Masukkan uang Anda. Berinvestasilah. Mari kita kembangkan ini bersama-sama dan hasilkan uang," terang Zelensky, dikutip dari AFP.

Sebelumnya, Trump mengatakan minggu ini, Amerika Serikat berusaha untuk membuat kesepakatan dengan Ukraina, serta demi mengamankan logam tanah jarang dan hal-hal lainnya.

Zelensky mengatakan kekayaan mineral Ukraina bernilai "triliunan dolar AS", mengutip cadangan titanium dan uraniumnya, yang ia gambarkan sebagai yang terbesar di Eropa.

Ia mengatakan sangat penting bagi Ukraina untuk menyimpan semuanya karena sumber daya ini bisa menjadi jaminan keamanan.

Zelensky juga tidak ingin sumber daya tersebut nantinya jatuh ke tangan musuh yakni Rusia.

Namun, seruan Trump untuk kesepakatan yang melibatkan tanah jarang memicu kritik dari Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Sabtu.

"Kami membantu (Ukraina) tanpa meminta imbalan. Ini seharusnya menjadi posisi semua orang," katanya kepada grup media RND.

Presiden AS mengatakan pada Jumat bahwa ia "mungkin" akan bertemu Zelensky minggu depan di lokasi di luar Ukraina.

Zelensky menulis di X pada Jumat, Ukraina dan AS merencanakan pertemuan dan pembicaraan serta dapat mengerjakan perinciannya, tanpa mengonfirmasi akan ada pembicaraan minggu depan.

Baca juga: Kenapa Trump Menginginkan Mineral Tanah Jarang Ukraina?

Sementara Trump telah mendesak Rusia dan Ukraina untuk merundingkan akhir perang, yang hampir memasuki tahun ketiga dengan Rusia yang terus maju di Ukraina timur.

Pemimpin AS mengatakan ia siap bertemu Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi belum ada pembicaraan yang dikonfirmasi.