WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan memberlakukan tarif sekunder besar-besaran kepada semua pembeli minyak Rusia jika Presiden Vladimir Putin terus menunda kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina.
Ia menegaskan bahwa akan ada tarif tambahan sebesar 25 hingga 50 poin atas sanksi tersebut.
Sebelum kebijakan ini mencuat, AS telah mengumumkan bahwa Rusia dan Ukraina sudah menyepakati gencatan senjata di Laut Hitam.
Baca juga: AS Akhirnya Jatuhkan Sanksi pada Sektor Minyak Iran, Imbas Serangan ke Israel
Namun, kesepakatan tersebut tidak menunjukkan sinyal positif karena Rusia dan Ukraina saling tuduh telah melanggar ketentuan perjanjian.
Mengetahui Putin tampak mengulur waktu, Trump menyatakan bahwa dirinya sangat marah dan menerapkan ancaman tarif tersebut.
"Jika Rusia dan saya tidak dapat mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina, dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, saya akan mengenakan tarif sekunder pada semua minyak yang keluar dari Rusia," ujar Trump, dikutip dari The Independent, Senin (31/3/2025).
"Jika Anda membeli minyak dari Rusia, Anda tidak bisa berbisnis di Amerika Serikat. Akan ada tarif 25 persen pada semua minyak. Tarif akan berkisar antara 25 hingga 50 poin. Siapa pun yang membeli minyak dari Rusia tidak akan bisa menjual produk mereka ke Amerika Serikat, tidak hanya minyak, tetapi semua produk," tambahnya.
Baca juga: Trump Tetapkan Tarif Impor Minyak 25 Persen, Tak Ada Pengecualian untuk Kanada dan Meksiko
Ancaman tarif ini berpotensi mengguncang pasar minyak global, terutama India dan China sebagai pembeli terbesar minyak Rusia dengan harga diskon sejak perang Ukraina dimulai.
Diketahui, India telah mengambil keuntungan dari boikot minyak Rusia oleh negara-negara Barat dengan membeli minyak dalam jumlah besar dengan harga diskon.
Sementara itu, China tetap menjadi pembeli minyak Rusia yang signifikan. Pada 2021, sebelum perang Ukraina dimulai, China telah mengimpor rata-rata 1,6 juta barel per hari dari Rusia melalui jalur pipa dan pengiriman laut.
Sejauh ini, sanksi terbatas terhadap minyak Rusia telah mengurangi aliran dana ke kas perang Putin tanpa benar-benar menghentikan perdagangan minyaknya.
Namun, jika ancaman Trump benar-benar diterapkan, hal ini dapat mengganggu rantai pasokan energi global secara masif.
Baca juga: Serangan 3 Rudal dan Puluhan Drone Ukraina Picu Kebakaran di Kilang Minyak Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.