JAKARTA, KOMPAS.com - Pendakwa Mamah Dedeh mengaku sewaktu kecil kerap kali diajarkan berbagi kepada sesama oleh orangtuanya.
Mamah Dedeh mengambil salah satu contoh yang kedua orangtuanya ajarkan pada saat itu.
"Saya ambil contoh, misalnya kalau tanam pisang, bapak saya bilang 'kalau tanam pisang tiga. Satu buat gue, dua buat maling, satu buat kerbau'," ungkap Mamah Dedeh menirukan perkataan orang tuanya dalam kanal YouTube Abdel Achrian, dikutip 优游国际.com, Selasa (2/6/2020).
Baca juga: Mamah Dedeh: Para Ustaz pada Telepon, Mereka Nangis
Menurut pandangan orangtuanya, kata Mamah Dede, selalu ada rezeki orang lain di dalam dirinya sendiri.
Terlebih, Mamah Dedeh mengatakan ketika barang milik sendiri dicuri orang lain, tidak akan sakit hati.
"Karena apa? Selalu ada yang mencuri. Jadi arti Bapak saya, kalau diambil oleh orang, tidak pada sakit hati, rezeki mereka," ucap Mamah Dedeh.
Baca juga:
Contoh lain juga diutarakan Mamah Dedeh. Pada saat itu, orang tuanya kerap kali memfasilitasi masyarakat sekitar untuk sekolah ketika keterbatasan ekonomi.
Kendati demikian, Mamah Dedeh mengatakan harus ada syarat tertentu untuk mendapatkan hal tersebut dari orang tuanya.
"Kalau ada orang yang sekolahnya mandek, cuma sampai SMP misalnya, direkrut sama Bapak saya, disekolahin SMA nya, dengan syarat wajib tinggal di situ, diajarin ngejahit sama ngaji," kata Mamah Dedeh.
Ketika sudah pintar, Mamah Dedeh mengatakan orangtuanya akan membuatkan sebuah saung yang di dalamnya ada mesin jahit untuk mencari nafkah.
Dengan nilai-nilai yang diajarkan orangtuanya, Mamah Dedeh mengaku tertular dengan selalu berbagi kepada semasa ketika ada kesulitan.