JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Wregas Bhanuteja mengungkap alasan mengadaptasi cerpen Eka Kurniawan berjudul Tak Ada yang Gila di Kota Ini.
Karya tersebut diadaptasi menjadi sebuah film pendek yang dirilis pada 2019.
“Dulu ada dua cerpen yang meng-guide saya, itu adalah Jimat Sero dan Tak Ada yang Gila di Kota Ini. Tapi ternyata Jimat Sero itu sudah difilmkan,” kata Wregas dalam acara diskusi Semesta Buku di Gedung 优游国际 Gramedia, Palmerah, Jakarta Pusat, Sabtu (9/12/2023).
Baca juga: Wregas Bhanuteja Tak Menyangka tetapi Senang Budi Pekerti Dapat 17 Nominasi Piala Citra
Wregas Bhanuteja akhirnya memantapkan diri mengangkat kisah Tak Ada yang Gila di Kota Ini.
Cerita dari cerpen itu ternyata cukup berkesan bagi Wregas sehingga membakar semangatnya untuk menjadikannya film pendek.
“Biasanya ketika saya membuat film percikan awalnya itu adalah sesuatu yang bisa membuat baper bagi saya sendiri. Kisah dalam novel Mas Eka itu membuat saya baper dan kesal,” kata Wregas.
Baca juga: Bahasa Metafora Wregas Bhanuteja dalam Film Budi Pekerti
Tak Ada yang Gila di Kota Ini sendiri mengisahkan tentang penangkapan orang-orang yang disebut masyarakat itu gila, dengan latar sebuah kota kecil di Pantai Selatan Jawa.
Orang-orang itu akan dibuang ke hutan agar para turis yang datang tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka.
Kegelisahan dari Wregas Bhanuteja terhadap penindasan ini akhirnya dituangkan ke dalam film Tak Ada yang Gila di Kota Ini.
Baca juga: Film Budi Pekerti Jadi Persembahan Wregas Bhanuteja untuk 2 Gurunya di SMP
Film tersebut dibintangi Oka Antara, Sekar Sari, hingga Pritt Timothy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.