KOMPAS.com - Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengeluhkan adanya dugaan pemotongan uang kompensasi yang dijanjikan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Uang kompensasi tersebut diberikan sebagai pengganti pendapatan karena para sopir diminta berhenti beroperasi selama masa mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.
Salah satu sopir angkot jurusan Cisarua, Wen (56), menuturkan bahwa awalnya tidak ada informasi mengenai pelarangan beroperasi saat Lebaran.
Mereka hanya diminta menyerahkan fotokopi STNK trayek untuk keperluan pendataan bantuan.
Baca juga:
"Tadinya kan nggak ada bilang diliburkan, cuma suruh fotokopi STNK trayek, terus bakal ada bantuan katanya. Nggak bilang diliburkan, nggak. Nah, bilangnya sesudah dapat uang (kompensasi) itu," ujar Wen saat ditemui di Kabupaten Bogor, Jumat (4/4/2025).
Wen mengungkapkan bahwa para sopir menerima bantuan berupa amplop berisi uang tunai sebesar Rp 1 juta dan paket sembako.
Namun, setelah menerima bantuan, ia diminta menyetorkan Rp 200.000 dengan alasan sebagai iuran sukarela kepada pengurus seperti Organda.
"Amplopnya dikasih di Pemda. Itu katanya dipotong buat pengurus-pengurus, dimintain Rp 200.000, itu alasannya. Ya akhirnya ada yang tetap narik, duit bantuannya aja dipotong per orang," pungkasnya.
Akibat pemotongan tersebut, sebagian sopir memutuskan tetap beroperasi secara diam-diam di jalur Puncak Bogor selama periode larangan.
Baca juga:
Kejadian serupa dialami Ade (58), sopir angkot jurusan Cisarua. Ia mengaku hanya menerima Rp 400.000 dari total bantuan karena uangnya harus dibagi lagi dengan pemilik kendaraan.
"Uangnya dicokot per satu orang Rp 200.000, jadi bantuan (dari Dedi Mulyadi) itu kita nggak nerima utuh. Kalau saya cuman nerima Rp 400.000 karena Rp 800.000 itu kan harus dibagi lagi sama yang punya mobil. Jadi yang saya terima di tangan Rp 400.000 aja," ujarnya.
Ade mengatakan, para sopir kecewa karena mereka justru tidak bisa mencari nafkah di momen Lebaran yang biasanya menjadi waktu paling ramai.
"Makanya, temen-temen sopir pada komplain. Kok kayak gini, jadi tersiksa. Waktunya rame kok malah dicegat (diliburkan), padahal duitnya aja dipotong," imbuhnya.
Baca juga: Uang Kompensasi Dedi Mulyadi ke Sopir Angkot Disunat, Ini Temuan Dishub Jabar
Menanggapi laporan tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan akan mengganti uang kompensasi yang dipotong oleh oknum petugas. Dedi menegaskan bahwa proses hukum harus tetap berjalan.
"Untuk sopir angkot yang dipotong jangan cemas ya, saya akan siapkan Rp 200.000 lagi sebagai uang pengganti," kata Dedi melalui video yang diterima 优游国际.com, Jumat (4/4/2025).