优游国际

 JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pengelolaan air minum di Indonesia dinilai seperti Portugal pada tahun silam.

Hal ini diutarakan Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Staf Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja dalam pidatonya pada opening ceremony (seremoni pembukaan) Indonesia Water Forum (IWF) 2024 dan Perpamsi Awards di Jakarta, Rabu (28/8/2024).

“Dari berbagai referensi di dunia itu, kondisi Indonesia saat ini mirip dengan kondisi Portugal 30 tahun yang lalu,” jelas Endra.

Endra bercerita, layanan air minum di Portugal pada tahun 1993 tidak stabil, kurang dari 50 persen. Hal ini diperburuk dengan layanan sanitasinya yang berada pada angka kurang dari 15 persen.

Baca juga: Alokasi Dana Inpres Air Minum dan Limbah Disetujui Rp 696 Miliar

“Jadi, ini kira-kira kita juga pada tahap yang dialami Portugal 30 tahun yang lalu,” katanya.

Kendati demikian, penduduk Portugal pada saat itu jauh berbeda dengan Indonesia, hanya 10 juta jiwa.

Sementara masing-masing daerah di Indonesia setidaknya didiami oleh 1,3 juta penduduk.

Namun demikian, Portugal berhasil menaikkan suplai air minumnya menjadi 95 persen, dan sanitasinya 86 persen.

“Jadi ini yang kita perlu pelajari, tentunya kita tidak meniru, tapi kita pelajari dan kita adaptasikan dengan konteks lokal,” tambah Endra.

Portugal sendiri memiliki perusahaan air minum yang 100 persen sahamnya dikempit BUMN bernama Aguas de Portugal.

Perusahaan ini didirkan tahun 1993 dengan misi melakukan desain, pengembangan, pembangunan, dan pengelolaan air minum maupun air limbah.