KOMPAS.com - Perampasan tanah dan ketimpangan pengusaan tanah menjadi sejumlah isu pertanahan yang dialami masyarakat di Asia.
Koordinator International Land Coalition (ILC) di Asia, Anu Verma mengatakan, masalah perampasan tanah terus mengancam masyarakat yang rentan.
"Perempuan di Asia hanya memiliki 10,7 persen tanah, jauh di bawah rata-rata global, dan satu dari sepuluh perempuan hidup dalam kemiskinan ekstrem, yang memperburuk tantangan para pembela perempuan," ujar Verma dalam keterangannya pada Jumat (14/2/2025) jelang Asia Land Forum (ALF) 2025.
Baca juga: Asia Alami Fase Kritis Perampasan Tanah hingga Konflik Agraria
Padahal, lanjut dia, Asia adalah rumah bagi sekitar 4,8 miliar penduduk yang merupakan 59,5 persen dari populasi global.
Dengan pendapatan ekonomi besar, kaya sumber daya alam, pasar tenaga kerja, modal, dan barang yang substansial, Asia telah menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi global.
Akan tetapi menurut Verma, perburuan mineral di Asia, termasuk Indonesia, telah menyebabkan peningkatan investasi tanah, yang sering kali mengorbankan masyarakat lokal.
"Investasi ini, yang didorong oleh pasar global yang kompetitif, menghidupkan kembali warisan ekstraksi kolonial yang semakin merugikan masyarakat," katanya.
Untuk itu, ILC teguh mendukung organisasi akar rumput yang berkomitmen untuk mendorong tata kelola lahan yang berpusat pada masyarakat dan memberdayakan kelompok rentan, seperti petani kecil, perempuan, masyarakat adat, dan pemuda untuk melindungi tanah mereka dan mengamankan hak-hak mereka.
Baca juga: Alih-alih Menguntungkan Rakyat, Program Pangan dan Rumah Era Prabowo Disebut Jadi Ancaman
Khusus untuk Indonesia, berdasarkan catatan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) tahun 2015-2024, lebih dari 1,8 juta Ibu kehilangan tanah yang menjadi tempat tinggal dan sumber penafkahan karena perampasan tanah selama era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Kemudian dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, sedikitnya 135 perempuan dianiaya, 107 perempuan dikriminalisasi, 1 perempuan ditembak, dan 2 perempuan tewas dalam mempertahankan tanahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.