KOMPAS.com - Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) akan segera kembali ke Bulan dalam misi Artemis pada 2024 mendatang.
NASA menggandeng Boeing, perusahaan pesawat terbang Amerika Serikat, untuk pengembangan roket untuk misi tersebut.
Mengutip Reuters, Senin (18/1/2021), roket eksplorasi luar angkasa NASA yang dibangun oleh Boeing secara singkat akhirnya menyalakan keempat mesin pada tahapan uji coba yang dilakukan pada Sabtu (16/1/2021).
Dalam uji coba tersebut, roket ini dipasang di fasilitas pengujian di Pusat Antariksa Stennis NASA di Mississipi. Roket Space Launch System (SLS) setinggi 212 kaki atau lebih dari 65 meter.
Baca juga: NASA Paparkan Tujuan Misi Astronot Artemis III ke Bulan 2024
"Kami mendapat banyak data yang akan dapat kami pilah untuk menentukan apakah diperlukan perbaikan dan apakah tanggal peluncuran perdana masih memungkinkan dilakukan pada November 2021," kata administrator NASA, Jim Bridenstine.
Uji mesin, tahap terakhir dari kampanye uji Green Run NASA yang hampir setahun.
Ini merupakan langkah penting bagi badan antariksa dan kontraktor SLS, Boeing sebelum peluncuran perdana misi tanpa awak yang berakhir akhir tahun ini di bawah program Artemis NASA.
Manajer program SLS NASA John Honeycutt memperingatkan perlunya peninjauan data dari tes yang sedang berlangsung.
Baca juga:
Untuk menyimulasikan kondisi internal lepas landas roket yang sebenarnya, empat mesin roket Aerojet Rocketdyne RS-25 dinyalakan selama lebih kurang 1 menit dan 15 detik.
Roket ini menghasilkan daya dorong 1,6 juta pon dan mengonsumsi 700.000 galon propelan pada tempat uji terbesar NASA.
SLS adalah bagian dari program Artemis NASA, yang bertujuan untuk membawa orang Amerika kembali ke Bulan pada tahun 2020-an, yang ditargetkan pada 2024.
Dilansir dari BBC, kemungkinan saat melakukan penerbangan perdananya, yang mungkin bisa dilakukan pada akhir tahun ini, SLS akan menjadi roket paling kuat yang pernah terbang ke luar angkasa.
Baca juga: