Tim Redaksi
KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, banyak negara tidak bisa mengendalikan penyebaran virus corona dengan baik, sehingga potensi lahirnya strain baru hanya perkara waktu, terbukti dengan munculnya varian Omicron. Bahkan, lahirnya varian ini kemungkinan bisa sebabkan tsunami long Covid.
Hal itu diungkapkan Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman, dalam diskusi Kesiapsiagaan Indonesia dalam Menghadapi Varian Omicron.
Dicky mengatakan laporan awal varian Omicron memiliki gejalanya lebih ringan atau sedang. Namun, infeksi asimtomatik atau tidak bergejala bukan berarti tidak bisa ditularkan.
Ia mengungkapkan, kondisi tersebut berpotensi mengakibatkan 'tsunami' Long Covid, bahkan potensi kefatalan pada lansia mencapai 10 persen.
Sementara gejala ringan pada anak akibat Covid-19 dapat menyebabkan terjadinya pembekuan darah.
"Potensi tsunami Long Covid pada lima sampai 10 tahun ke depan bisa (terjadi)," kata Dicky, Kamis (30/12/2021).
Diakuinya, kata lebih ringan ini justru membuat kekhawatiran dan respons masyarakat dunia menurun.
Baca juga: Varian Omicron Sebabkan Kekhawatiran Baru bagi Pasien Long Covid
Walaupun, sebenarnya 80 persen virus corona varian apapun, cenderung mengakibatkan penyakit ringan sampai sedang, termasuk Covid varian Omicron.
Meski gejala dari varian Delta tampaknya lebih jelas terlihat dibandingkan Omicron, Dicky menegaskan agar masyarakat tidak boleh terdistraksi dengan gejala-gejala klinis.
"Pada prinsipnya, selalu memang didominasi oleh kelompok yang tidak bergejala. Itulah sebabnya kenapa pandemi Covid-19 ini bisa berlaku cukup lama," tuturnya.
Menurut dia, varian Delta dan Omicron berpotensi menjadi dua epidemi terpisah, dan seseorang dapat terinfeksi oleh salah satu dari kedua varian tersebut jika tidak divaksinasi lengkap maupun belum menerima vaksin booster.
"Saya masih melihat data yang bisa membantu, tapi saya melihat ini cenderung bisa beriringan. Oleh karena itu kita harus memperkuat respons," lanjut Dicky.
Di sisi lain, penularan varian Omicron pun sangat cepat terutama lewat udara. Pada orang yang kontak erat serumah, penularannya jauh lebih efektif daripada Delta.
Baca juga: Bertambah 21 Kasus Omicron, Epidemiolog: Skenario Terburuk Terjadi Penularan Komunitas