KOMPAS.com - Dolalak adalah tarian khas dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Tarian ini berkembang sejak zaman kolonialisme Belanda di Indonesia sekitar abad ke-18.
Penari pria awalnya yang menarikan Dolalak.
Mereka mengenakan seragam dan celana pendek warna hitam.
Di masa awal, Dolalak hanya mengandalkan alat musik kenong.
Kenong adalah alat musik pukul yang menjadi bagian dari musik karawitan atau gamelan.
Hanya ada dua nada diatonis yang mengiringi tarian dolalak yakni nada "do" dan "la".
Lantaran alasan itulah, nada "do" dan "la" menjadi dua suku kata asal nama "dolalak".
Baca juga:
Dolalak
Perkembangan zaman menunjukkan bahwa penari dolalak saat ini adalah perempuan.
Kostum penari juga lebih semarak dengan paduan berbagai warna.
Tarian Dolalak mengemuka ke seluruh Indonesia karena tarian ini acap mengisi kegiatan-kegiatan perayaan nasional semisal peringatan Proklamasi NKRI.
Dolalak membawa pesan penghormatan pada orangtua dan akhlak kehidupan.
Bentuk pesan itu adalah gerakan kepala penari yang manggut-manggut atau bergerak menunduk dan ke atas.
Laman ÓÅÓιú¼Ê.com edisi 9 Desember 2022 menyebut bahwa di masa kini pengiring tarian Dolalak berkembang dari kenong ke musik modern.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.