Tim Redaksi
KOMPAS.com - Dalam kehidupan sehari-hari, kancing mungkin dianggap sebagai detail kecil yang sering diabaikan.
Kancing atau buah baju, hanya benda kecil untuk menutupi atau membuka pakaian. Namun, siapa sangka, bahwa di balik penampilan kancing yang tampak begitu sederhana, tersimpan jejak-jejak sejarah panjang peradaban manusia.
Kancing memiliki perjalanan sejarah yang kaya akan inovasi, fungsi, dan simbolisme yang mencerminkan perkembangan budaya dan teknologi dari masa ke masa.
Lantas, kapan kancing baju ditemukan dan terbuat dari apakah kancing pertama kali?
Berikut ini sejarah kancing baju yang sudah dibuat manusia sejak ribuan tahun lalu.
Baca juga: Menilik Gaya Pakaian Perempuan di Era Flapper
Saat ini kancing baju bentuknya macam-macam, begitu pula dengan bahan pembuatnya.
Sebenarnya kapan kancing pertama kali ditemukan? Kancing dan benda-benda mirip kancing pertama kali ditemukan di Peradaban Lembah Indus, terutama pada era Kot Diji, sekitar tahun 2800-2600 SM.
Benda-benda serupa ditemukan juga di Skotlandia (2200-1800 SM), di situs Zaman Perunggu di China (2000-1500 SM), dan Romawi Kuno.
Kancing pertama yang ditemukan terbuat dari cangkang kerang, dan dilubangi pada permukaannya.
Alih-alih untuk merapatkan atau menutup bagian pakaian, mulanya kancing digunakan sebagai hiasan dan melambangkan kekayaan atau status seseorang.
Terkadang, kancing diukir menjadi bentuk geometris dan dilubangi agar dapat dilekatkan pada pakaian dengan menggunakan benang.
Selain cangkang kerang, banyak pula temuan kancing yang terbuat dari batu, kaca, tulang, keramik, dan emas.
Baca juga: Peradaban Lembah Sungai Indus
Salah satu temuan kancing yang terbuat dari logam mulia berasal dari era Dinasti Mesir Kedelapan Belas (1550-1292 SM).
Lubang kancing mulai ditemukan pada kerajinan kulit dari era Kekaisaran Romawi (31 SM hingga 476 M).