Tim Redaksi
KOMPAS.com - Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
Kebesaran Muhammadiyah tidak lepas dari peran para tokoh yang berhasil membawa organisasi ini senantiasa berkembang dan mengikuti perkembangan zaman.
Berikut ini tokoh-tokoh penting dalam Muhammadiyah dan peranannya.
Baca juga: Tokoh Muhammadiyah yang Bergelar Pahlawan Nasional
Sebagaimana disebutkan, tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah adalah KH Ahmad Dahlan.
Sebenarnya KH Ahmad Dahlan tidak sendirian, karena ada sejumlah tokoh lain yang berperan penting dalam mewujudkan berdirinya Muhammadiyah.
Berdirinya Muhammadiyah dimulai setelah KH Ahmad Dahlan berinteraksi dengan teman-temannya dari Budi Utomo, yakni R Budihardjo dan R Sosrosugondo.
Saat itu, KH Ahmad Dahlan memiliki pemikiran bahwa Islam harus didekati dan dikaji secara mendalam agar dapat dipahami oleh masyarakat Islam di Indonesia.
KH Ahmad Dahlan pernah mengajar Al Quran dengan terjemahan dan tafsir, agar masyarakat tidak hanya pandai membaca tetapi juga memahami maknanya.
Keputusan untuk mendirikan Muhammadiyah juga didorong oleh saran dari seorang murid KH Ahmad Dahlan, yang sering datang ke rumahnya dan mengusulkan agar kegiatan yang dirintisnya itu diorganisir secara resmi.
Menindaklanjuti saran tersebut, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912.
Dua tahun kemudian, Muhammadiyah disahkan sebagai organisasi oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.
Baca juga: Ahmad Dahlan: Kehidupan, Perjuangan, dan Perannya di Muhammadiyah
Ki Bagus Hadikusumo pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh, Ketua Majelis Tarjih, dan menjabat Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah periode 1944 hingga 1953.
Kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo di Muhammadiyah dimulai pada masa pendudukan Jepang di Indonesia dan pergolakan politik internasional, yakni Perang Dunia II, yang juga melibatkan Jepang.
Selama itu, Ki Bagus Hadikusumo sering berdialog dengan pihak Jepang agar para murid Muhammadiyah tidak terlalu tunduk kepada bangsa Jepang.