优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Memahami Depresi Usai Persalinan yang Kerap Terjadi pada Wanita

优游国际.com - 06/11/2019, 13:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber ,

KOMPAS.com - Berita soal seorang ibu yang tega membunuh anak kandung yang baru dilahirkannya ramai diberitakan oleh sejumlah media massa akhir-akhir ini.

Bulan lalu, misalnya, seorang ibu muda berinisial NPA (21) tega membunuh anaknya yang masih balita dengan memaksa minum air dalam kemasan dengan jumlah banyak.

Lalu beberapa waktu lalu, seorang ibu tega memasukkan bayi yang baru dilahirkannya ke mesin cuci hingga tewas.

Sebagian besar kasus tersebut terjadi karena fenomena depresi pascapersalinan.

Menurut penelitian, stres kronis selama kehamilan memicu respons kekebalan di otak yang berpotensi mengubah fungsi otak dengan cara yang dapat berkontribusi pada depresi pascapersalinan.

Riset dilakukan oleh peneliti dari Ohio State University yang dilakukan untuk mempelajari struktur biologis otak karena depresi pascapersalinan.

Dari hasil riset, terbukti bahwa stres kronis selama kehamilan adalah penyebab umum dari depresi pascapersalinan.

Baca juga: Sulli, Depresi dan Kiat Mengatasinya...

Gejala ini ditandai dengan kesedihan, kecemasan, dan kelelahan yang ekstrem yang dapat mengganggu kemampuan seorang ibu untuk merawat dirinya sendiri atau bayinya.

Stres dapat menyebabkan peradangan, yang mendorong respons imun untuk melindungi terhadap efek berbahaya peradangan.

Para ilmuwan menduga sel-sel kekebalan di otak yang merespons stres juga turut mengakibatkan hal ini. Oleh karena itu, perubahan kekebalan tubuh dapat menciptakan keadaan di otak yang juga meningkatkan kerentanan terhadap depresi.

Gejala depresi pascapersalinan

Tanda dan gejala depresi setelah persalinan bervariasi, berikut beberapa di antaranya:

  • Kebingungan dan disorientasi
  • Pikiran obsesif tentang bayi
  • Halusinasi dan delusi
  • Gangguan tidur
  • Energi dan agitasi yang berlebihan
  • Paranoia
  • Mencoba melukai diri sendiri atau bayi
  • Gangguan ini dapat menyebabkan pikiran atau perilaku yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan segera.

Penyebab depresi pascapersalinan

1. Perubahan fisik

Setelah melahirkan, penurunan dramatis hormon (estrogen dan progesteron) dalam tubuh wanita dapat berkontribusi terhadap depresi pascapersalinan.

Hormon lain yang diproduksi oleh kelenjar tiroid juga dapat menurun tajam yang dapat membuat kita merasa lelah, lamban dan tertekan.

2. Masalah emosional

Ketika kita kurang tidur dan kewalahan, kita mungkin kesulitan menangani banyak hal bahkan masalah kecil sekalipun.

Kita mungkin khawatir tentang kemampuan diri untuk merawat bayi yang baru lahir.

Bahkan, wanita yang baru saja menjadi seorang ibu mungkin merasa kehilangan kendali atas hidupnya.

Baca juga: Cegah Depresi dengan Menulis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau