优游国际

Baca berita tanpa iklan.

China Tutup Laboratorium yang Publikasikan Genom Virus Corona

优游国际.com - 29/02/2020, 20:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laboratorium Shanghai di mana peneliti pertama kali mempublikasikan urutan genom dari virus corona yang mematikan dan menyebabkan Covid-19 telah ditutup.

Laboratorium yang ada di Pusat Klinis Kesehatan Publik Shanghai diperintahkan ditutup untuk keperluan "perbaikan" pada 12 Januari 2020, satu hari setelah tim Profesor Zhang Yongzhen mempublikasikan rangkaian genom pada platform terbuka.  

Data yang dikeluarkan oleh tim Zhang membantu para peneliti untuk mengembangkan peralatan tes untuk mendeteksi virus tersebut.

"Pusat klinis ini tidak diberikan alasan yang spesifik mengapa laboratorium ditutup untuk perbaikan. Kami telah menyerahkan empat laporan, mengajukan izin untuk membukanya kembali, tetapi belum ada balasan," kata sebuah sumber dari Pusat Klinik Kesehatan Publik Shanghai sebagaimana dikutip South China Morning Post  (SCMP).

Baca juga:

Menurut sumber tersebut, penutupan ini memiliki dampak yang besar terhadap para ilmuwan dan penelitiannya, terutama saat mereka harus berpacu untuk membantu mengontrol wabah Covid-19 ini.

Laboratorium tersebut merupakan fasilitas biosafety level 3, yaitu level kedua tertinggi dan lulus inspeksi oleh Jasa Akreditasi Nasional untuk Penilaian Kesesuaian pada 5 Januari lalu. 

Selain itu, laboratorium ini juga memperoleh kredensial atau surat mandat untuk melaksanakan penelitian terhadap virus corona pada 24 Januari 2020.

Alasan penutupan laboratorium

Hingga saat ini, belum diketahui secara jelas apakah penutupan ini berkaitan dengan publikasi urutan genom oleh laboratorium sebelum dilakukan oleh otoritas atau atas alasan lainnya.

Perintah penutupan dikeluarkan oleh Komsisi Kesehatan Shanghai. 

Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan beberapa jam setelah rilis dari tim Zhang, bahwa mereka akan membagikan urutan genom tersebut dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kemudian, muncul informasi yang menyebutkan bahwa data tersebut telah dikirim melalui Wuhan Institute of Virology yang ditunjuk secara resmi.

Tim Zhang mengisolasi dan menyelesaikan pengurutan genom dari virus yang tidak diketahui sebelumnya ini pada 5 Januari lalu, dua hari sebelum pengumuman resmi China tentang kasus pneumonia misterius di Wuhan.

Pusat Shanghai melaporkan penemuannya ke Komisi Kesehatan Nasional di hari yang sama dan merekomendasikan "pencegahan yang relevan dan langkah pengendalian" untuk dilakukan di tempat-tempat publik.

Baca juga:

Pasalnya, pasien yang diambil sampelnya telah menderita gejala sangat serius dan virus tersebut mirip dengan kelompok virus yang ditemukan sebelumnya pada kelelawar. 

Tim tersebut kemudian mempublikasikan hasil penemuannya pada 11 Januari setelah melihat otoritas tidak kunjung mengambil langkah yang jelas untuk memperingatkan publik tentang virus ini.

Saat itu, informasi yang diberikan kepada publik adalah tidak adanya kasus baru yang telah dilaporkan di Wuhan sejak 3 Januari. Selain itu juga tidak ada bukti yang jelas adanya penularan antar manusia.

Tim Zhang pun membagikan data ke virological.org, sebuah platform terbuka untuk diskusi dan GenBank, sebuah repositori data akses terbuka. Melalui media ini, peneliti dipersilakan untuk mengunduh, membagikan, menggunakan, dan menganalisis data.

Tidak sampai seminggu setelah publikasi tersebut, beberapa perusahaan di China mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan peralatan diagnosis untuk virus. 

Oleh karena itu, penutupan laboratorium ini tidak hanya berdampak pada penelitian tim Zhang tetapi juga penelitian oleh ilmuwan lain. 

"Ada aplikasi dari lembaga penelitian dan universitas untuk mencoba obat dan membandingkan efek dari perawatan yang berbeda, serta pengembangan vaksin. akan tetapi, semuanya telah dihentikan. Menutup laboratorium juga berdampak pada pembelajaran tentang virus ini," kata peneliti. 

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG Ungkap Wilayah yang Minim Hujan Mei-Juni 2025, Berikut Daftarnya

BMKG Ungkap Wilayah yang Minim Hujan Mei-Juni 2025, Berikut Daftarnya

Tren
Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2025? Ini Jadwal, Cara Cek, dan Cara Unduh Sertifikatnya

Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2025? Ini Jadwal, Cara Cek, dan Cara Unduh Sertifikatnya

Tren
Arkeolog Temukan Makam Bangsawan Mesir Kuno Berusia 4.400 Tahun dengan Pintu Palsu Raksasa

Arkeolog Temukan Makam Bangsawan Mesir Kuno Berusia 4.400 Tahun dengan Pintu Palsu Raksasa

Tren
Tekan Kecelakaan, Sri Lanka Akan Manfaatkan AI untuk Pantau Sopir Bus dan Truk yang Lelah

Tekan Kecelakaan, Sri Lanka Akan Manfaatkan AI untuk Pantau Sopir Bus dan Truk yang Lelah

Tren
Alasan Jonatan Christie Mundur dari Pelatnas PBSI, Ada Apa?

Alasan Jonatan Christie Mundur dari Pelatnas PBSI, Ada Apa?

Tren
Wanita di China Ini Hasilkan Rp 230 M dalam Seminggu dari Jualan Live Online

Wanita di China Ini Hasilkan Rp 230 M dalam Seminggu dari Jualan Live Online

Tren
Profil dan Harta Kekayaan Djoko Susanto, Pemilik Alfamart yang Mengakuisisi Lawson

Profil dan Harta Kekayaan Djoko Susanto, Pemilik Alfamart yang Mengakuisisi Lawson

Tren
Benarkah Terlalu Sering Menonton Video Pendek di Medsos Bisa Menyebabkan 'Brain Rot'?

Benarkah Terlalu Sering Menonton Video Pendek di Medsos Bisa Menyebabkan "Brain Rot"?

Tren
Tips Menggunakan Kata Sandi agar Tidak Mudah Dibobol

Tips Menggunakan Kata Sandi agar Tidak Mudah Dibobol

Tren
Penjelasan Kasmudjo soal Tak Pernah Lihat Ijazah Jokowi Walau Pernah Mengajar di UGM

Penjelasan Kasmudjo soal Tak Pernah Lihat Ijazah Jokowi Walau Pernah Mengajar di UGM

Tren
10 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Ginjal, Apa Saja?

10 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Ginjal, Apa Saja?

Tren
Diprediksi Lebih Pendek, Musim Kemarau 2025 Berlangsung sampai Bulan Apa?

Diprediksi Lebih Pendek, Musim Kemarau 2025 Berlangsung sampai Bulan Apa?

Tren
Bolehkah Makan Mi Instan dengan Nasi? Ini Penjelasan Dokter

Bolehkah Makan Mi Instan dengan Nasi? Ini Penjelasan Dokter

Tren
Utang Luar Negeri Indonesia Naik, Tembus Rp 7.100 Triliun

Utang Luar Negeri Indonesia Naik, Tembus Rp 7.100 Triliun

Tren
Waduk di Inggris Alami Kekeringan untuk Pertama Kalinya dalam 69 Tahun

Waduk di Inggris Alami Kekeringan untuk Pertama Kalinya dalam 69 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau