KOMPAS.com - Dalam pertempuran panjang melawan virus corona, secercah harapan muncul ketika para ilmuwan di Inggris menemukan obat yang disebut berhasil mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 yang sakit parah.
Obat tersebut bernama dexamethasone, sejenis steroid murah yang banyak tersedia di pasaran.
Meskipun obat tersebut bermanfaat bagi pasien dengan sakit parah, tetapi disebut juga berisiko bagi pasien dengan gejala ringan.
"Obat itu dapat membahayakan beberapa pasien, dan kami tidak sepenuhnya yakin pasien yang mana,” kata Dr. Samuel Brown, asisten profesor kedokteran paru dan perawatan kritis di Fakultas Kedokteran Universitas Utah di Salt Lake City.
Melansir , dexamethasone bermanfaat bagi mereka yang telah sakit selama lebih dari seminggu. Efeknya yaitu mengurangi kematian hingga sepertiga di antara pasien yang menggunakan ventilator dan seperlima di antara pasien yang menerima oksigen tambahan.
Namun, pasien yang diberi dexamethasone tetapi tidak menerima bantuan pernapasan, sebenarnya memiliki tingkat kematian yang sedikit lebih tinggi daripada pasien serupa yang tidak diberi obat itu, meskipun perbedaannya tidak signifikan secara statistik.
Baca juga: Alasan Singapura Tak Rekomendasikan Dexamethasone sebagai Obat Covid-19
Menurut Dr. Martin J. Landray, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Universitas Oxford, obat tersebut mungkin memiliki efek berbeda pada berbagai tahap penyakit.
Pada pasien yang sakit parah, sistem kekebalan tubuh memicu apa yang disebut sebagai badai sitokin yang dapat merusak tubuh, termasuk paru-paru.
"Ini hampir seperti penyakit dengan dua fase. Fase di mana virus mendominasi, dan fase imunologis, di mana kerusakan lebih banyak disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh," kata Dr. Landray.
Dokter mengkhawatirkan penggunaan steroid seperti dexamethasone untuk melawan Covid-19, karena steroid adalah obat anti-inflamasi yang meredam respon imun pelindung tubuh.
Menurut Dr. Landray, pada pasien yang sakit ringan, hal tersebut mungkin mendatangkan lebih banyak bahaya daripada manfaat.
"Pada fase awal penyakit, sistem kekebalan adalah teman Anda. Sistem itu melawan virus, dan mengurangi respon sistem kekebalan bukanlah ide yang bagus," kata Dr. Landray.
"Pada fase selanjutnya, sistem kekebalan tubuh tidak lagi menjadi teman Anda, ia bertanggung jawab atas kegagalan paru-paru, dan meredamnya dengan steroid membantu memperbaiki kondisi medis dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup," kata Dr. Landray.
Para ahli lain setuju dengan hal ini, seraya mengatakan bahwa penelitian menunjukkan dexamethasone tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit ringan, atau sebagai pencegahan Covid-19.
“Mungkin berbahaya untuk menggunakan dexamethasone sebagai obat untuk pasien rawat jalan Covid-19,” kata Dr. Brown.
Baca juga: BPOM Tegaskan Dexamethasone Obat Keras, Harus dengan Resep Dokter