优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Meski Vaksin Corona Tersedia Tidak Langsung Hentikan Pandemi, Ini Sebabnya...

优游国际.com - 01/09/2020, 13:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber ,

KOMPAS.com - Seiring terus bertambahnya jumlah kasus konfirmasi positif virus corona di dunia, semua orang kini menantikan kehadiran vaksin untuk melindungi mereka dari infeksi.

Update dari Worldometers, hingga saat ini ada 25.638.129 orang yang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, 854.773 orang meninggal dunia dan 17.942.758 orang dinyatakan sembuh. 

Namun, meskipun nantinya vaksin virus corona sudah berhasil tersedia hal tersebut tidak serta merta langsung menghentikan pandemi. 

Sebab untuk memberikan vaksin kepada seluruh warga dunia bisa memerlukan waktu bertahun-tahun. Terlebih disebutkan, kemungkina vaksin perlu dilakukan lebih dari sekali. 

Baca juga: Asam Amino Unik di Virus Corona Indonesia, Apa Memengaruhi Vaksin?

Waktu bertahan antibodi

Melansir , Selasa (1/9/2020) sejumlah penelitian menemukan indikasi bahwa antibodi virus corona menghilang setelah beberapa minggu atau bulan.

Meskipun sistem kekebalan manusia memiliki lebih dari satu garis pertahanan, temuan itu menunjukkan bahwa kekebalan terhadap virus, baik yang dihasilkan secara alami karena pernah terinfeksi atau sebagai hasil dari vaksin, mungkin juga bersifat sementara.

Karena kemanjuran vaksin bergantung pada kemampuannya untuk mendorong tubuh menghasilkan antibodi yang melindungi dari infeksi di masa mendatang, kemungkinan besar orang akan memerlukan dua dosis vaksin virus corona dalam selang beberapa minggu agar efektif.

Beberapa ahli menyarankan agar vaksinasi dilakukan secara teratur dan berulang.

"Jika kekebalan ternyata cepat menghilang, kita akan membutuhkan vaksinasi ditambah vaksinasi ulang secara berkala," kata ahli ekologi penyakit Marm Kilpatrick.

Baca juga: Setelah Vaksin Virus Corona Tersedia, Lalu Bagaimana Selanjutnya?

Kendala vaksinasi ulang

Melansir , Senin (1/9/2020) kebutuhan akan vaksinasi ulang, kemungkinan besar akan menyebabkan sejumlah kendala. 

Beberapa masalah yang mungkin timbul adalah dari segi logistik. Kesulitan dalam mendapatkan alat uji dan alat pelindung di seluruh titik pandemi, hingga masalah rantai pasokan yang juga dapat mengganggu pendistribusian dosis ganda vaksin untuk seluruh negara.

Kemudian, permasalahan potensial lainnya adalah meyakinkan orang untuk mendapatkan vaksin tidak hanya sekali, tetapi dua kali, bisa menjadi usaha yang berat.

"Tidak diragukan lagi bahwa ini akan menjadi program vaksinasi terbesar dan paling rumit dalam sejarah manusia, dan itu akan membutuhkan upaya, tingkat kecanggihan, yang belum pernah kita coba sebelumnya," kata Dr. Kelly Moore, seorang profesor kebijakan kesehatan di Vanderbilt University.

Beban logistik

Bila setiap orang butuh vaksinasi, setidaknya dua kali, maka membuat 548 juta dosis untuk 274 juta orang di Indonesia akan butuh kerja keras.

Halaman:


Terkini Lainnya

BMKG Ungkap Wilayah yang Minim Hujan Mei-Juni 2025, Berikut Daftarnya

BMKG Ungkap Wilayah yang Minim Hujan Mei-Juni 2025, Berikut Daftarnya

Tren
Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2025? Ini Jadwal, Cara Cek, dan Cara Unduh Sertifikatnya

Kapan Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2025? Ini Jadwal, Cara Cek, dan Cara Unduh Sertifikatnya

Tren
Arkeolog Temukan Makam Bangsawan Mesir Kuno Berusia 4.400 Tahun dengan Pintu Palsu Raksasa

Arkeolog Temukan Makam Bangsawan Mesir Kuno Berusia 4.400 Tahun dengan Pintu Palsu Raksasa

Tren
Tekan Kecelakaan, Sri Lanka Akan Manfaatkan AI untuk Pantau Sopir Bus dan Truk yang Lelah

Tekan Kecelakaan, Sri Lanka Akan Manfaatkan AI untuk Pantau Sopir Bus dan Truk yang Lelah

Tren
Alasan Jonatan Christie Mundur dari Pelatnas PBSI, Ada Apa?

Alasan Jonatan Christie Mundur dari Pelatnas PBSI, Ada Apa?

Tren
Wanita di China Ini Hasilkan Rp 230 M dalam Seminggu dari Jualan Live Online

Wanita di China Ini Hasilkan Rp 230 M dalam Seminggu dari Jualan Live Online

Tren
Profil dan Harta Kekayaan Djoko Susanto, Pemilik Alfamart yang Mengakuisisi Lawson

Profil dan Harta Kekayaan Djoko Susanto, Pemilik Alfamart yang Mengakuisisi Lawson

Tren
Benarkah Terlalu Sering Menonton Video Pendek di Medsos Bisa Menyebabkan 'Brain Rot'?

Benarkah Terlalu Sering Menonton Video Pendek di Medsos Bisa Menyebabkan "Brain Rot"?

Tren
Tips Menggunakan Kata Sandi agar Tidak Mudah Dibobol

Tips Menggunakan Kata Sandi agar Tidak Mudah Dibobol

Tren
Penjelasan Kasmudjo soal Tak Pernah Lihat Ijazah Jokowi Walau Pernah Mengajar di UGM

Penjelasan Kasmudjo soal Tak Pernah Lihat Ijazah Jokowi Walau Pernah Mengajar di UGM

Tren
10 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Ginjal, Apa Saja?

10 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Ginjal, Apa Saja?

Tren
Diprediksi Lebih Pendek, Musim Kemarau 2025 Berlangsung sampai Bulan Apa?

Diprediksi Lebih Pendek, Musim Kemarau 2025 Berlangsung sampai Bulan Apa?

Tren
Bolehkah Makan Mi Instan dengan Nasi? Ini Penjelasan Dokter

Bolehkah Makan Mi Instan dengan Nasi? Ini Penjelasan Dokter

Tren
Utang Luar Negeri Indonesia Naik, Tembus Rp 7.100 Triliun

Utang Luar Negeri Indonesia Naik, Tembus Rp 7.100 Triliun

Tren
Waduk di Inggris Alami Kekeringan untuk Pertama Kalinya dalam 69 Tahun

Waduk di Inggris Alami Kekeringan untuk Pertama Kalinya dalam 69 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau