KOMPAS.com - Lebih dari 1.000 ekor burung dilaporkan mati atau terluka setelah terbang ke gedung pecakar langit di Philadelphia.
, 8 Oktober 2020, yang melansir , memberitakan, penyebab kematian ribuan burung ini diperkirakan karena kondisi cuaca, ditambah dengan pola migrasi.
Ada tutupan awan rendah pada hari itu yang bersamaan dengan hujan ringan. Kondisi ini bisa saja menyebabkan burung terbang lebih rendah.
"Begitu banyak burung jatuh dari langit. Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi," ujar sukarelawan di Audubon Pennsylvania, Stephen Maciejewski (71).
Ia menganggap kejadian ini sebagai bencana.
"Hal seperti ini terakhir kali terjadi pada 1948," lanjut dia.
Sementara itu, seperti dikutip , (8/10/2020), Maciejewski mengatakan, dalam rentang tiga jam pada Jumat (2/10/2020) pagi, ia sudah mengumpulkan 400 burung yang mati.
Ia berharap menemukan beberapa unggas yang mati atau terluka yang perlu dikumpulkan dan dihitung.
Sebab, itu adalah waktu puncak migrasi. Eksperimen ini dilakukannya kembali lima hari kemudian sebagai perbandingan.
Maciejewski juga membuat daftar jalur terbang setiap burung, beserta waktu, dan lokasi dari dampak fenomena ini.
Ia menemukan sekitar 32 burung mati pada satu pagi.
"Ada begitu banyak burung sehingga saya kewalahan," ujar Maciejewski.
Dua jam kemudian, ia menyadari bahwa dirinya membutuhkan bantuan.
Akhirnya, dia menghubungi manajer program konservasi perkotaan untuk Audubon Pennsylvania, Keith Russell.
Mereka dibantu sukarelawan lainnya berhasil mengumpulkan sekitar 400 burung yang mati dan dalam kondisi sekarat.