KOMPAS.com - Gunung Semeru kembali terlihat memuntahkan awan panas pada Senin (6/12/2021) sekitar pukul 09.00 WIB.
Diberitakan , Senin (6/12/2021) awan pekat kecoklatan itu terlihat membubung dari Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Informasi erupsi Semeru pada Senin pagi juga dibagikan oleh akun resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di media sosial Twitter, Senin pagi.
Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Senin, 06 Desember 2021, pukul 08:55 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 480 detik.
— PVMBG (@PVMBG_)
Muntahan awan panas itu membuat warga Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, lari menyelamatkan diri.
Seorang warga, Dedi Afandi (30) mengungkapkan bahwa awan pekat dari erupsi Semeru sangat berbahaya. Ia pun berencana menuju ke lokasi pengungsian.
"Erupsinya turun lagi, besar, lari-lari," kata Dedi.
Baca juga: Warganet Tanya soal Semeru ke BMKG, Kenali Beda BMKG dan PVMBG
Akun Twitter di bawah pengelolaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan tentang apa itu awan panas.
Awan panas guguran atau biasa disebut wedus gembel, adalah arus gas dan material piroklastik bersuhu tinggi yang bergerak sangat cepat.
Fenomena aliran piroklastik ini mengalir dengan kecepatan tinggi di sepanjang lembah gunung api dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam.
Adapun luncuran awan panas guguran mampu mencapai kecepatan hingga 700 km/jam
Sementara, gas dan tephra yang dibawa oleh awan panas tersebut dapat mencapai suhu sangat panas, sekitar 1.000 derajat Celcius.
"Aliran piroklastik adalah bahaya erupsi gunung api yang paling mematikan dari semua bahaya erupsi dan dihasilkan sebagai akibat dari letusan eksplosif," demikian MAGMA Indonesia.
Aliran piroklastik pada umumnya menyentuh tanah dan meluncur menuruni lereng gunung api serta dapat menyebar ke samping di bawah gaya gravitasi.
Kecepatannya tergantung pada kerapatan arus, laju keluaran material vulkanik, dan gradien lereng.
Melansir Antara, Senin (6/12/2021), Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan, jumlah korban jiwa erupsi Semeru untuk sementara tercatat 14 orang.