优游国际

KOMPAS.com - Sebuah twit yang berisi keluhan penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line, ramai di media sosial pada Rabu (21/12/2022).

Dibuat oleh warganet dengan akun , pengunggah menanyakan standar operasional prosedur atau SOP terkait pengoperasian KRL.

Pasalnya, KRL yang dia tumpangi mengalami kerusakan pada pendingin udara atau AC.

"Emang ada ya SOP-nya KRL yang AC-nya rusak tetap dioperasikan dengan nyopot jendela?" tanya pengunggah.

Dengan menandai akun Twitter resmi Kereta Api Indonesia (KAI) beserta KAI Commuter Line, pengunggah mengatakan bahwa kondisi KRL saat itu sangat panas dan pengap.

Untuk membuktikan kondisinya, pengunggah menyertakan tiga foto saat berada di dalam KRL. Foto pertama merupakan gambar jendela KRL yang terbuka.

Tampak pada foto kedua, gambar tangan berkeringat tengah menggenggam hand strap KRL. Sementara foto ketiga, menunjukkan kipas angin dan nomor gerbong KRL.

Adapun hingga Kamis (22/12/2022) siang, unggahan soal KRL ini sudah mendapatkan suka lebih dari 9.000 kali dan menuai lebih dari 300 komentar warganet.

Lalu, bagaimana tanggapan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter Line selaku pengelola KRL?

Baca juga: UPDATE Jadwal Terbaru KRL Yogyakarta-Solo-Palur PP Mulai 19 Desember 2022 hingga 3 Januari 2023

Tanggapan PT KCI

Menjawab pertanyaan dari akun resmi , pengunggah menyebutkan, kerusakan AC terjadi saat dirinya tengah menempuh rute Cikarang-Angke via Stasiun Manggarai.

Pengunggah menuliskan, dirinya tiba di Stasiun Bekasi sekitar pukul 06.50 WIB.

"Perihal laporan AC yang kurang optimal pada KA 5023B (Ckr-Mri-Ak) kami lakukan pengecekan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya," tulis akun KAI Commuter Line, Rabu (21/12/2022).

Tak berselang lama, akun KAI Commuter Line kembali mentwitkan bahwa AC yang kurang optimal di KA 5023B sudah diperbaiki dan kembali normal.

Sementara itu, Vice President (VP) Corporate Secretary PT KCI Anne Purba membenarkan bahwa jendela KRL dapat dibuka untuk penanganan darurat, seperti tidak optimalnya AC.

Hal tersebut, lanjut Anne, untuk mencegah penghentian perjalanan karena nantinya akan berhenti di stasiun berikutnya.