优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Bukan Heatwave, Ini Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini

优游国际.com - 08/05/2024, 10:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah wilayah Indonesia menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bukan gelombang panas atau heatwave.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan, fenomena cuaca panas tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.

"Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," kata Dwikorita melalui keterangan resmi kepada 优游国际.com, Rabu (8/5/2024).

Baca juga: Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?


Penyebab suhu panas di Indonesia

Menurut Dwikorita, suhu panas dipengaruhi kondisi maritim di sekitar Indonesia yang memiliki iklim laut hangat dan topografi pegunungan yang dapat mengakibatkan naiknya gerakan udara.

Oleh karena itu, hal tersebut dimungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem dengan terjadi banyak hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik.

"Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Kepulauan Indonesia," jelas Dwikorita.

Ia juga menjelaskan, suhu panas yang terjadi di Indonesia adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan.

Pihaknya mengatakan, kondisi cuaca panas merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau.

Hal itu sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembapan yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

"Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari," terang Dwikorita.

Sementara pada malam hari, kondisi gerah serupa juga dapat terasa jika langit masih tertutup awan dengan suhu udara serta kelembaban udara yang relatif tinggi.

Selanjutnya, udara berangsur-angsur dirasakan mendingin kembali jika hujan sudah mulai turun.

Baca juga: Ramai soal Heatwave Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau