KOMPAS.com - Galaksi adalah merupakan sistem bintang yang membentuk alam semesta. Ia terdiri dari bintang, planet, serta awan gas dan debu yang sangat besar, semuanya terikat oleh gravitasi.
Hampir semua galaksi lahir segera setelah alam semesta tercipta, kemudian galaksi-galaksi tersebut tersebar di seluruh ruang angkasa.
Bentuk galaksi berbeda satu sama lain, dengan variasi yang dihasilkan dari cara sistem terbentuk dan kemudian berevolusi.
Baca juga: Cara Memotret Galaksi Bima Sakti Pakai Smartphone
Mengutip laman NASA, sebagian besar galaksi besar memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya, beberapa di antaranya berukuran miliaran kali massa Matahari.
Galaksi hadir dalam berbagai bentuk, umumnya berbentuk spiral dan elips, serta yang penampakannya kurang teratur, biasanya disebut galaksi tidak beraturan.
Sebagian besar galaksi berusia antara 10 hingga 13,6 miliar tahun. Beberapa diantaranya hampir sama tuanya dengan alam semesta yang terbentuk sekitar 13,8 miliar tahun lalu.
Para astronom memperkirakan galaksi termuda yang diketahui terbentuk sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Baca juga: NASA Temukan Galaksi Tersembunyi yang Berisi Miliaran Bintang
Dilansir dari laman Space.com, meskipun perkiraan di antara para ahli berbeda-beda, kisaran jumlah galaksi yang dapat diterima adalah antara 100 hingga 200 miliar galaksi.
Teleskop Luar Angkasa Hubble telah berhasil dalam penghitungan dan estimasi mengenai jumlah galaksi di alam semesta.
Pada 1995, para astronom mengarahkan teleskop ke wilayah yang tampak kosong di Ursa Major, dan mengumpulkan observasi selama 10 hari.
Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Galaksi dan Tata Surya?
Hasilnya adalah sekitar 3.000 galaksi redup dalam satu bingkai, dengan tingkat keredupan sebesar 30 skala Richter.
Ketika teleskop Hubble menerima peningkatan pada instrumennya, para astronom mengulangi percobaan tersebut beberapa kali.
Secara keseluruhan, Hubble mengungkap sekitar 100 miliar galaksi di alam semesta, namun jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 200 miliar seiring dengan kemajuan teknologi teleskop di luar angkasa.
Baca juga: Mengenal 4 Jenis Galaksi di Alam Semesta, Bima Sakti Termasuk yang Mana?
Namun apapun instrumen yang digunakan, metode memperkirakan jumlah galaksi tetap sama. Anda mengambil bagian langit yang dicitrakan oleh teleskop (dalam hal ini, Hubble).
Kemudian, dengan menggunakan rasio sepotong langit terhadap seluruh alam semesta, Anda dapat menentukan jumlah galaksi di alam semesta.