优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri, Pelaku Residivis Kasus Pencopetan

优游国际.com - 07/12/2024, 08:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Pembunuhan satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak sulung terjadi di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Rabu (4/12/2024).

Pembunuhan tersebut menyasar Agus Komarudin, Kristina, dan anak sulung mereka berinisial CAWP.

Sementara itu, anak bungsu Agus dan Kristina berinisial SPY mengalami luka parah setelah rumahnya didatangi perampok.

Satu hari setelah pembunuhan terjadi, jajaran Polres Kediri meringkus Yusa Cahyo Utomo, pelaku perampokan yang ternyata merupakan adik Kristina.

Lantas, apa motif Yusa melakukan pembunuhan di Kediri?

Baca juga: Kasus Polisi Bunuh Ibu Kandung: Pembeli di Warung Kabur Saat Lihat Pelaku Aniaya Korban

Motif pembunuhan satu keluarga di Kediri

Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto mengatakan, pembunuhan di Kediri dilatarbelakangi oleh rasa sakit hati yang dialami pelaku kepada Kristina.

Hal tersebut bermula ketika Yusa mendatangi rumah Kristina untuk meminjam uang pada Minggu (1/12/2024).

Namun, Kristina tidak memberikan pinjaman uang kepada Yusa. Hal ini membuat pelaku merasa sakit hati.

Pelaku kemudian mendatangi rumah Kristina untuk kali kedua pada Selasa (3/12/2024) malam.

Setelah sampai, pelaku bersembunyi di sekitar rumah Kristina sambil menunggu korban keluar.

Yusa lalu membunuh Kristina pada Rabu (4/12/2024) sekitar pukul 03.00 WIB setelah korban bangun tidur.

Baca juga: Update Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Pelaku Menyesal

Pembunuhan dilakukan dengan memukul korban menggunakan palu.

Setelah itu, pelaku menyerang Agus dan CAWP setelah kedua korban mendengar keributan antara Kristina dan Yusa.

Sementara SPY dalam kondisi selamat setelah dianiaya Yusa meski mengalami luka parah.

“Saat itu pelaku menemui korban, sempat cekcok, lalu pelaku memukulnya pakai palu yang sudah disiapkannya,” ujar Bimo dikutip dari , Jumat (6/12/2024).

Halaman:


Terkini Lainnya

Cegah Henti Jantung Saat Olahraga Lari, Berikut Tips dari Dokter...

Cegah Henti Jantung Saat Olahraga Lari, Berikut Tips dari Dokter...

Tren
Dokter Ungkap Cara Mencegah Uban di Usia Muda, Tak Sekadar Faktor Usia

Dokter Ungkap Cara Mencegah Uban di Usia Muda, Tak Sekadar Faktor Usia

Tren
Arkeolog Temukan Pedang Kuno Berusia 2.300 Tahun dengan Simbol Swastika

Arkeolog Temukan Pedang Kuno Berusia 2.300 Tahun dengan Simbol Swastika

Tren
Prabowo Ingin Sistem Kerja Outsourcing Dihapus, Sudah Tepatkah Menurut Pakar?

Prabowo Ingin Sistem Kerja Outsourcing Dihapus, Sudah Tepatkah Menurut Pakar?

Tren
80 Persen Warga Indonesia Konsumsi Antibiotik Tanpa Resep, Apa Dampaknya?

80 Persen Warga Indonesia Konsumsi Antibiotik Tanpa Resep, Apa Dampaknya?

Tren
8 Tanda Ginjal Tidak Sehat yang Muncul di Mata, Salah Satunya Penglihatan Ganda

8 Tanda Ginjal Tidak Sehat yang Muncul di Mata, Salah Satunya Penglihatan Ganda

Tren
Mei 2025 Sudah Musim Kemarau, Kenapa Indonesia Masih Hujan? Ini Kata BMKG

Mei 2025 Sudah Musim Kemarau, Kenapa Indonesia Masih Hujan? Ini Kata BMKG

Tren
Belajar dari Nana Mirdad, Pahami Perbedaan Pinjol dan Paylater

Belajar dari Nana Mirdad, Pahami Perbedaan Pinjol dan Paylater

Tren
Warganet Khawatirkan QRIS Bisa Buka Data Pribadi, Benarkah Demikian?

Warganet Khawatirkan QRIS Bisa Buka Data Pribadi, Benarkah Demikian?

Tren
Kisah Malaysia Airlines MH17, Ditembak Rudal Buatan Rusia dan Hancur di Angkasa

Kisah Malaysia Airlines MH17, Ditembak Rudal Buatan Rusia dan Hancur di Angkasa

Tren
Mumi Bangsawan Peru Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di Bekas Pembuangan Sampah

Mumi Bangsawan Peru Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di Bekas Pembuangan Sampah

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 4-6 Mei 2025, Bisakah Dilihat dari Langit Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 4-6 Mei 2025, Bisakah Dilihat dari Langit Indonesia?

Tren
Alasan Harga Emas Turun di Minggu Ini, Bagaimana Prediksi ke Depan?

Alasan Harga Emas Turun di Minggu Ini, Bagaimana Prediksi ke Depan?

Tren
500 KPM PKH Jawa Timur Telah Lalui Graduasi, Masih Bisa Terima Bansos?

500 KPM PKH Jawa Timur Telah Lalui Graduasi, Masih Bisa Terima Bansos?

Tren
Indonesia Diapit 2 Bibit Siklon Saat Musim Kemarau, Cuaca Ekstrem Meningkat?

Indonesia Diapit 2 Bibit Siklon Saat Musim Kemarau, Cuaca Ekstrem Meningkat?

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau