KOMPAS.com - Dua kotak hitam atau black box dari pesawat American Airlines yang bertabrakan dengan helikopter militer Black Hawk di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington, berhasil ditemukan.
Hal ini dikonfirmasi oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional atau National Transportasi Safety Board (NTSB) AS dalam konferensi pers, Kamis (30/1/2025) malam.
"Penyelidik NTSB telah menemukan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari pesawat Bombardier CRJ700 yang terlibat dalam tabrakan di udara kemarin di DCA," ujar juru bicara NTSB, Todd Inman, dikutip dari Newsweek, Jumat (31/1/2025).
Kecelakaan yang menewaskan 67 orang itu menjadi bencana udara yang paling mematikan dalam sejarah AS dalam lebih dari 20 tahun.
Saat ditemukan, badan pesawat dalam keadaan terbalik, dengan tiga bagian di dalam air setinggi pinggang.
Lantas, apa penyebab kecelakaan tersebut?
Baca juga: Kronologi Tabrakan Pesawat dan Helikopter Militer di Washington DC
Pada Kamis malam, NTSB menemukan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan.
Black box dapat membantu memberikan petunjuk kepada penyelidik tentang apa yang mungkin salah dalam penerbangan.
Kotak hitam itu kini dalam perjalanan menuju laboratorium NTSB untuk diselidiki. NTSB mengatakan, laporan awal akan dikeluarkan dalam 30 hari.
Ketua dewan direksi NTSB, Jennifer Homendy mengatakan, untuk menentukan penyebab kecelakaan tersebut, pihaknya akan melihat “manusia, mesin, dan lingkungan".
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menuduh pemerintahan sebelumnya menerapkan standar perekrutan yang rendah untuk pengawas lalu lintas udara di FAA. satu faktornya.
Baca juga: Trump Salahkan Kebijakan Biden dan Obama atas Kecelakaan Pesawat American Airlines di Washington DC
Ia kemudian menandatangani sebuah memorandum untuk mengakhiri praktik-praktik keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) di sektor penerbangan, dikutip dari BBC.
Program DEI bertujuan untuk mempromosikan partisipasi di tempat kerja oleh orang-orang dari berbagai latar belakang.
Para pendukungnya mengatakan, program-program ini mengatasi diskriminasi dan kurangnya representasi yang terjadi secara historis atau yang sedang berlangsung.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa program-program ini justru dapat menjadi diskriminatif.