KOMPAS.com - Kejayaan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex benar-benar berakhir pada 2025 setelah lebih dari lima dekade berdiri.
Perusahaan tekstil yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut akan menutup operasionalnya secara permanen mulai Sabtu (1/3/2025).
Sritex tutup setelah dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan Niaga Semarang pada Rabu (23/10/2024).
Baca juga: Demi Selamatkan 50.000 Karyawan, PT Sritex Akan Ajukan PK Usai Kasasi Ditolak MK
Sritex mengawali langkah penutupan dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 6.600 karyawan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo Sumarno mengatakan, Sritex mengambil keputusan PHK pada Rabu (26/2/2025).
Kendati demikian, karyawan Sritex tetap diminta bekerja hingga Jumat (28/2/2025).
“Intinya PHK dan telah diputuskan tanggal 26 Februari. Off-nya mulai tanggal 1 Maret,” ujar Sumarno dikutip dari Antara, Kamis (27/2/2025).
Baca juga: Profil Indo Bharat Rayon, Perusahaan yang Bikin Sritex Pailit
Tutupnya Sritex mulai Maret 2025 menandai berakhirnya kejayaan perusahaan yang dulunya mendapat julukan sebagai Raja Tekstil Indonesia.
Bagaimana tidak, nama Sritex tidak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga sampai luar negeri.
Perusahaan tersebut bahkan mampu memproduksi seragam militer untuk berbagai negara, mulai dari Malaysia, Kroasia, hingga Jerman.
Tak sampai di situ, Sritex juga mendapat kepercayaan untuk memproduksi seragam NATO, pakta pertahanan dan keamanan yang beranggotakan negara-negara di Eropa dan Amerika Utara.
Baca juga: PT Sritex Dinyatakan Pailit, Apa Bedanya dengan Bangkrut?
Berdasarkan catatan , Kamis (24/10/2024), cikal bakal Sritex bermula pada 1966 ketika HM Lukminto selaku pendiri perusahaan mengawali bisnis kain di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah.
Bisnis Lukminto berkembang sangat pesat hingga ia mampu mendirikan pabrik cetak pertamanya pada 1968 dengan hasil produksi kain putih dan berwarna.
Setelah itu, Sritex terdaftar sebagai perseroan terbatas di Kementerian Perdagangan pada 1978.
Lima tahun setelahnya, tepatnya pada 1982, perusahaan tersebut mendirikan pabrik tenun pertama.