KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Nur Hidayat Sardini menyayangkan sikap Juru Bicara (Jubir) Istana yang justru bergurau saat menanggapi teror kepala babi terhadap redaksi Tempo.
Diketahui, pada Kamis (20/3/2025) kantor redaksi Tempo mendapatkan paket berisi kepala babi dari pengirim anonim yang ditujukan kepada jurnalis Tempo Francisca Christy atau akrab dipanggil Cica.
Selang dua hari kemudian, Tempo kembali mendapat kiriman serupa berisi sejumlah tikus dengan kepala terpenggal.
Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi berseloroh supaya kepala babi yang diterima Cica Tempo dimasak saja.
Pernyataan tersebut sempat membuat publik geram karena dianggap tidak bersimpati dan justru merespons dengan candaan.
Lantas apa tanggapan pengamat terkait pola komunikasi pihak Istana yang dalam hal ini diwakili oleh Hasan Nasbi?
Baca juga: Mengapa Kepala Babi dan Tikus Digunakan untuk Simbol Teror? Ini Penjelasannya
Nur Hidayat menyebut, respons Istana yang diwakili oleh Hasan Nasbi itu menunjukkan kualitas public speaking yang rendah.
Di saat tugas sebagai Juru Bicara Istana Kepresidenan menjadi penjernih keadaan justru Hasan Nasbi melakukan sebaliknya.
"Kualitas public speakingnya rendah, masih perlu belajar mengelola emosi diri sendiri. Ini Istana lho ya, yang hati, mata, telinganya itu mewakili kepentingan negara, harus berkelas gitu lo," ujar Nur saat dikonfirmasi 优游国际.com pada Senin (24/3/2025).
Nur menilai, sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi tidak mampu menyusun kata dengan baik.
Selain itu, Hasan Nasbi masih kurang dalam seni berdiplomasi, serta tidak mampu menyangkal (counter) pemberitaan yang tidak sesuai secara cerdas.
"Jadi menurut saya ganti aja orang seperti ini, nggak banyak memberi manfaat, justru menambah masalah," ujar mantan Juru Bicara Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) itu.
Baca juga: Jurnalis di Rusia Diteror Kiriman Kepala Babi, Kantor Medianya Dibredel
Nur menjelaskan, kapasitas Juru Bicara Istana Kepresidenan harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara diplomatis.
Seorang juru bicara harus mampu memastikan bahwa apa yang dikatakan itu harus sampai pada tujuannya.
"Mampu memastikan bahwa goal yang ditembakkan itu tercapai. Juru bicara itu harus datar, cool, calm, and confident," tegasnya.