KOMPAS.com - Skandal Watergate merupakan serangkaian masalah yang terungkap setelah aksi pemasangan alat rekam yang dilakukan sebuah tim, di dalam Markas Besar Komite Nasional Demokrat (DNC), di Gedung Watergate, Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Melalui proses penyelidikan oleh Kongres AS, Presiden Richard Nixon yang berasal dari Partai Republik, diduga kuat berupaya menghapus keterlibatannya dalam upaya spionase Partai Demokrat AS tersebut.
Upaya parlemen AS untuk mengungkap skandal itu membuat Nixon terus tersudut. Dia berupaya mengelak dari berbagai permintaan pemeriksaan, dan mengaku tidak bersalah.
Jengah dengan sikap Nixon yang tidak terbuka dalam penyelidikan, dengan bukti-bukti yang mereka anggap cukup, Komite Kehakiman parlemen AS merekomendasikan agar Nixon diturunkan dari jabatan Presiden AS, 27 Juli 1974 atau 48 tahun yang lalu.
Baca juga: Terungkapnya Skandal Watergate dan Kejatuhan Presiden Nixon
Kisah ini bermula ketika Nixon menempatkan mantan agen Biro Investigasi Federal atau FBI, G Gordon Liddy, di komite yang dibentuknya untuk menang dan melaju lagi di periode kedua. Komite bernama Creep dibentuk Nixon yang berharap menang pemilu.
Agen ini bahkan mendapat persetujuan Jaksa Agung AS, John Mitchell, untuk melakukan spionase pada Partai Demokrat AS dengan upaya yang lebih luas.
Tim Liddy yang nantinya terbukti terhubung dengan Gedung Putih, ketahuan berusaha membobol markas Partai Demokrat AS di Gedung Watergate, 17 Juni 1972.
Sedianya mereka memasang alat sadap pada telepon di sana dan mencuri dokumen penting. Namun, petugas keamanan gedung menyadari ada sesorang yang berupaya membuka pintu gedung.
Ia melapor ke polisi yang datang tepat waktu hingga berhasil meringkus kelompok pencuri tersebut. Dalam pemeriksaan selanjutnya didapati mereka memiliki salinan nomor telepon Gedung Putih.
Baca juga: Presiden Nixon Kunjungi China, Saat AS Berupaya Memecah Komunisme...
Dugaan-dugaan adanya trik kotor politik elektoral jelang pemilu itu ditanggapi Nixon dengan bersumpah bahwa tidak ada staf Gedung Putih yang terlibat dalam pembobolan Gedung Watergate.
Namun, kemudian terungkap bahwa beberapa hari kemudian, Nixon berupaya memberikan uang ratusan ribu dollar AS agar para pencuri tersebut tutup mulut.
Selain itu, dia terbukti menyalahgunakan wewenang dengan mengatur agar FBI dan badan intelijen CIA berupaya menutupi keterlibatan Gedung Putih dalam pebobolan itu.
Sebagian besar pemilih mempercayai Nixon, hingga dalam pemilu pada November 1972 ia terpilih kembali sebagai presiden dengan kemenangan telak.
Penasihat Gedung Putih, John Dean, dalam proses pengadilan juga mengungkapkan bukti keterlibatan Nixon dalam pembobolan Waregate berada dalam rekaman pembicaraan Gedung Oval yang dibuat dan disimpan Nixon sendiri secara diam-diam.
Dengan susah payah disertai perlawanan Nixon, rekaman itu bisa dihadirkan dalam pengadilan yang secara kuat membuktikan keterlibatannya dalam pembobolan Watergate.
Komite Kehakiman parlemen AS memutuskan memakzulkan Nixon karena menghalangi keadilan, penyalahgunaan kekuasaan, menutup-nutupi kriminal dan beberapa pelanggaran konstitusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.