KOMPAS.com - Terungkapnya skandal Watergate menjadi salah satu momen menggemparkan dalam sejarah Amerika Serikat.
Skandal Watergate mengungkap persekongkolan politik yang dilakukan oleh petinggi-petinggi Negeri Paman Sam demi melanggengkan kekuasaan Presiden Richard Nixon.
Terbongkarnya skandal ini diawali dari tertangkapnya lima orang perampok yang mencoba membobol markas Democratic National Committee (DNC) di kompleks Watergate, Washington D.C. pada 17 Juni 1972.
Penyelidikan membuktikan bahwa peristiwa itu bukan perampokan biasa, dan melibatkan nama-nama petinggi Gedung Putih, termasuk orang nomor satu di AS saat itu, Presiden Nixon.
Dilansir dari , upaya pembobolan markas DNC berakar dari situasi poltik AS yang tidak kondusif pada masa itu.
Pada 1972, Presiden Nixon dari Partai Republik tengah mengejar targetnya untuk terpilih kembali dalam pemilihan presiden yang akan digelar.
Pada saat bersamaan, AS saat itu tengah dihadapkan dengan Perang Vietnam yang memicu timbulnya perpecahan di kalangan kubu pendukung dan penolak perang.
Situasi itu kemudian mendorong Nixon dan para penasihatnya untuk merancang strategi kampanye yang kuat.
Strategi kuat tersebut rupanya melibatkan spionase ilegal terhadap lawan politik Nixon.
Pada Mei 1972, anggota tim pemenangan Nixon yang disebut sebagai Committee to Re-Elect the President (biasa dijuluki CREEP) membobol markas DNC untuk mencuri salinan dokumen rahasia dan menyadap telepon kantor.
Namun, alat penyadap yang dipasang ternyata tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga pada 17 Juni 2022 lima orang, yang awalnya dianggap perampok biasa, kembali menerobos markas DNC di Watergate.
Saat para perampok itu bersiap menerobos masuk, seorang penjaga keamanan melihat beberapa pintu gedung telah disabotase. Penjaga itu memanggil polisi, yang datang tepat pada waktunya untuk menangkap mereka.
Pada awalnya, masih belum jelas apakah para pencuri itu terkait dengan Nixon, meskipun kecurigaan muncul ketika para detektif menemukan salinan nomor telepon anggota CREEP di antara barang-barang para pencuri.
Pada Agustus 1972, Nixon memberikan pidato di mana dia bersumpah bahwa staf Gedung Putihnya tidak terlibat dalam pembobolan Watergate.
Sebagian besar pemilih mempercayainya, dan pada November 1972 Nixon terpilih kembali dengan kemenangan telak.