KOMPAS.com - Bau ketiak dan bau badan kerap dikaitkan dengan gaya hidup yang jorok, jarang mandi, atau tidak memakai deodoran.
Padahal, paras resik dan pakai deodoran tidak menjamin seseorang terhindar dari masalah bau badan dan bau ketiak.
Ada kondisi medis yang dapat memengaruhi bau badan.
Kelenjar keringat ada di seluruh tubuh manusia. Namun, pada dasarnya keringat tidak memiliki aroma.
Bau badan dan bau ketiak muncul ketika terdapat bakteri yang hidup di kulit sehingga memecah keringat menjadi asam.
Sebagian besar masalah bau badan dapat diatasi dengan menjaga kebersihan dengan baik. Misalnya, dengan menggunakan deodoran, memakai pakaian bersih, dan mandi.
Namun bau badan yang disebabkan masalah medis tidak dapat diatasi semudah itu.
Berikut 7 penyakit yang bisa menyebabkan bau ketiak atau bau badan.
Bromhidrosis sering pula disebut sebagai osmidrosis atau ozochrotia.
Penyakit ini ditandai dengan bau badan yang tidak sedap karena masalah kebersihan yang buruk, infeksi, pola makan, konsumsi obat-obatan, atau kelainan metabolisme bawaan.
Dilansir , bromhidrosis dapat menjangkit siapa saja, terlepas dari kelompok usia, ras, dan jenis kelamin.
Ada dua jenis bromhidrosis, yakni apokrin dan ekrin.
Bromhidrosis apokrin adalah jenis yang paling umum, menyebabkan bau berlebihan di ketiak dan area genital.
Bau ini terjadi ketika keringat dari kelenjar apokrin bercampur dengan bakteri kulit sehingga menimbulkan bau yang menyerupai bawang bombay, belerang, atau daging mentah.
Sementara, bromhidrosis ekrin adalah bentuk bromhidrosis yang kurang umum. Penyakit ini menyebabkan bau keringat di tangan, kaki, kepala, dan badan.