KOMPAS.com - University Incubator Consortium (UNIIC) Demo Day 2024 kembali diselenggarakan untuk kedua kalinya pada 17 hingga 20 September di Universitas Multimedia Nusantara.
UNIIC Demo Day 2024 bertujuan untuk menggabungkan inkubator bisnis dari berbagai perguruan tinggi di beberapa negara seperti Vietnam, Filipina, India, Malaysia, Afrika Selatan, Uzbekistan, Cambodia, serta 13 startup lainnya.
Indonesia sendiri melibatkan beberapa perguruan tinggi diantaranya Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Indonesia, Telkom University, dan Universitas Trisakti.
Baca juga: PPM School Sambut Mahasiswa Baru Program Magister Manajemen
Wakil Rektor Bidang Akademik UMN, Andrey Andoko berharap kegiatan ini tidak hanya untuk berkompetisi, namun menjadi wadah bagi para peserta saling berbagi pengetahuan, kolaborasi, serta budaya dari masing-masing negara. Kegiatan ini juga menjadi peluang bagi kampus untuk menguatkan kerjasama dan memperluas relasi.
“Saya senang semua sudah sampai UMN dan turut hadir dalam acara ini. Kegiatan ini tidak hanya perlombaan, tapi juga sekaligus belajar mengenai bisnis. Bisnis saat ini sangat penting untuk perkembangan negara dan saya sangat mengapresiasi para mahasiswa yang tergerak untuk menjadi wirausaha. Membuat bisnis memang tidak mudah, tapi nantinya mereka tidak perlu susah mencari kerja tapi bisa secara kreatif membuat bisnis dan membuat lapangan kerja baru,” ucap Andrey pada pembukaan UNIIC Demo Day 2024, Selasa (17/9/2024).
Dilaksanakan di Kampus UMN, acara ini dibuka dengan workshop bertemakan “Market Landscape of Indonesia” yang dibawakan oleh Natali Ardianto selaku Co-Founder dan CEO dari Lifepack.
Natali memaparkan pandangannya mengenai tren pasar Indonesia, mulai dari perilaku konsumen dan peluang pertumbuhan.
Baca juga: Indonesia Dipercaya UNESCO-UNICEF Jadi Tuan Rumah Gateways Study Visit 2024
Besarnya populasi masyarakat Indonesia khususnya daerah Jabodetabek, menjadikan ini peluang yang baik untuk memfokuskan market trading dan buying power di daerah Jabodetabek dulu saja.
“Selain itu untuk negara berkembang lebih cocok membuat bisnis yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang ada, berbeda dengan negara maju yang lebih mencari keunikan dan yang belum pernah ada sebelumnya. Indonesia sangat sensitif dengan harga, jadi kita perlu tahu segmentasinya. Menggunakan kata ‘Murah’ di Indonesia sangat berpengaruh pada market," lanjut Natali.
Menurut Natali, trend pasar Indonesia dipengaruhi oleh sosial media dan E-Commerce. Melihat perkembangan E-Commerce sekarang yang menghadirkan fitur live streaming, semakin mempermudah komunikasi dan proses transaksi antara pembeli dengan penjual. Selain itu, strategi promosi melalui influencer juga sangat berpengaruh, terutama jika menggunakan influencer yang tepat.
Banyaknya peluang bisnis di Indonesia turut diikuti dengan tantangan dan resiko. Natali memaparkan bahwa perlu diadakan riset sesama pasar di Indonesia sehingga bisnis lokal yang ada dapat saling berkolaborasi serta dibutuhkan lokalisasi strategi pemasaran luar negeri agar dapat diimplementasikan sesuai pasar Indonesia.
Baca juga: SD Labschool Cibubur Sukses Gelar Festival Literasi dan Numerasi, Ajang Pengembangan Potensi Siswa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.