KOMPAS.com - Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah mendisrupsi berbagai aspek dalam kehidupan masyakarat, termasuk dalam bidang seni. Hal ini mendorong berbagai pihak mendefinisikan kembali makna seni, berkesenian, kreativitas, dan dampaknya bagi masyarakat.
Benang merah ini mengemuka dalam seminar internasional bertajuk "Seni, Kecerdasan Buatan, dan Masyarakat" yang digelar Institut Kesenian Jakarta (IKJ), pada 1-2 Oktober 2024 secara daring yang merupakan rangkaian kegiatan dies natalis ke-54 IKJ.
Seminar internasional ini menilai, semakin dominannya kecerdasan buatan dalam dunia seni menimbulkan berbagai isu yang perlu diperbincangkan secara mendalam supaya dampak negatif terkait kecerdasaran buatan dapat diantisipasi dan diarahkan menjadi positif.
Rektor IKJ, Indah Tjahjawulan dalam pembukaan seminar (1/10/2024) menyampaikan, isu AI dan seni menjadi penting saat ini mengingat kreativitas menjadi salah satu nilai utama dalam kemanusiaan.
"AI telah memberikan dampak pada kehidupan pelaku seni. AI telah berkembang pesat melampaui apa yang kita bayangkan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, dunia pendidikan perlu membahas AI dan dampaknya bagi masyarakat secara serius," ungkap Indah.
"Harapannya seminar ini dapat memberikan kontribusi terkait realitas AI dan dampaknya bagi masyarakat dan seni," tambahnya.
Indah juga menjelaskan, untuk membahas isu ini secara mendalam, seminar internasional ini menghadirkan berbagai akademisi dan seniman dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Korea, Belanda, Prancis, dan Indonesia.
Ketua Komite Seminar Internasional, Madia Patra Ismar menjelaskan, gelaran seminar internasional "Urban Experience Art and Beyond (UXA:B) IKJ 2024" ini mengangkat tajuk "Redefining Art and Creativity in The Domination of Artificial Intelligence in 21st Century and Beyond".
Madia juga menyampaikan, seminar dua hari ini menghadirkan enam pembicara kunci dari berbagai negara.
Pembicara hari pertama menghadirkan; Prof. Gunalan Danarajan (Michigan University, AS), Jeonghyeon Joo (Seoul Institute of the Arts, Korsel), dan Prof. Richardus Eko Indrajit (Universitas Pradita) dengan moderator Areispine Dymussage Miraviori (University of California Riverside, AS).
Baca juga:
Pembicara kunci pada hari kedua menghadirkan Aone van Engelenhoven (Leiden University, Jerman), Romain Fohr (Universite Sorbonne Nouvelle, Prancis), dan Martin Suryajaya (IKJ) dengan moderator Bawuk Respati (Tokyo University of Foreign Studies).
Seminar juga pemakalah dari Indonesia, Malaysia, dan SIngapura dengan berbagai topik pilihan yakni "Arts, AI and Human Civilization", "Arts, AI and Artists", "Arts, AI and Cultural Heritage", dan "Arts, AI and Human Daily Life".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.