KOMPAS.com - Fakultas Kedokteran President University (FK Presuniv) menggelar seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertajuk "Burn Out dan Trauma Mata untuk Pekerja" pada 18 Februari 2025 di Kampus FK Presuniv, Kota Jababeka, Cikarang.
Pada seminar tersebut peserta diajak mengenali sejumlah gejala awal penyakit yang kerap terjadi di tempat kerja sehingga diharapkan bisa menghindari kemungkinan terjadinya penyakit atau bahaya terkait K3 dan tetap produktif.
Seminar yang diselenggarakan dalam rangka memperingati bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional ini menghadirkan pembicara tim dosen FK Presuniv, yakni dr. Gabriella, dr. Andreas Surya Anugrah, dan dr. Rima Melati.
Dari kalangan pemerintahan Kabupaten Bekasi hadir dr. H. Irfan Maulana (Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan) dan Nur Hidayah Setyowati (Plt. Kepala Dinas Ketenagakerjaan)
Dalam seminar tersebut, Gabriella membahas "Burnout in the Workplace". Fenomena tersebut mencuat belakangan ini seiring dengan kian modernnya dunia kerja yang menuntut karyawan bekerja semakin cepat dan efisien, tetapi sekaligus membuat penuh tekanan.
Gabriella menekankan pentingnya para pekerja untuk memahami perbedaan burnout dan stress.
“Stress itu sifatnya sementara, dan terkadang kita perlukan. Kalau burnout itu bersifat kronis. Penyebabnya adalah stress yang terjadi dalam jangka panjang dan kita tidak menemukan solusinya,” papar dia.
Menurut Gabriella, ada tiga ciri karyawan yang terkena burnout. Pertama, exhaustion atau rasa letih fisik, mental maupun emosional secara berkepanjangan. Kedua, depersonalization atau cynisme.
“Karyawan jadi sinis terhadap orang-orang di lingkungan kerjanya, cenderung menarik diri dan mengurangi keterlibatan dalam bekerja," ucap Gabriella.
Ketiga, ineffectiveness atau munculnya perasaan tidak berdaya, tidak mampu bekerja, dan menganggap pekerjaan yang diberikan kepadanya terlalu berlebihan.
Baca juga: Faktor-faktor Memengaruhi Work Life Balance
Menurut Gabriella, burnout dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya, beban kerja yang berlebihan. “Ini muncul bisa karena kurangnya waktu atau sumber daya,” ucap dia.
Penyebab lainnya, kurangnya penghargaan atas kinerja karyawan, kondisi lingkungan kerja kurang baik, kurang kesempatan untuk mendapatkan promosi, serta faktor-faktor internal lain seperti jenis kelamin, usia, kepribadian, masa kerja, dan sebagainya.