KOMPAS.com – Memulai bisnis rumahan di masa pandemi seperti ini bisa jadi salah satu pilihan mengisi waktu luang sambil menghasilkan uang.
Salah satu jenis bisnis rumahan yang bisa kamu coba adalah bisnis es krim artisan rumahan seperti yang dilakukan oleh Evelyn Djoenaedi dan Stephen Ganda lewat brand bernama Holi Ice Cream sejak 1 Agustus 2019.
“Latar belakangnya saya dan partner saya Stephen itu sebenarnya pacaran. Waktu itu saya habis operasi gigi bungsu, harus makan es krim supaya darah cepat beku,” kata Evelyn ketika dihubungi 优游国际.com, Rabu (12/8/2020).
“Lalu pacar saya tiba-tiba beli mesin es krim tanpa bilang saya supaya bisa buatin saya es krim. Dan karena rasanya enak, kami memutuskan buat menjualnya,” lanjutnya.
Baca juga: Es Krim Rasa Indomie Goreng, Hasil Eksperimen Pencinta Indomie
Holi Ice Cream dikenal sebagai salah satu produsen es krim artisan yang punya beragam rasa unik untuk es krim yang mereka jual.
Salah satu rasa unik yang baru mereka luncurkan adalah es krim rasa Indomie Goreng yang memicu pro-kontra di kalangan penggemar es krim dan Indomie Goreng.
Tak itu saja, rasa unik yang sempat mereka rilis adalah es krim rasa temulawak-madu-jeruk, rasa kuning telur asin, rasa Soda Badak, rasa Energen, rasa Momogi, sampai rasa yang terinspirasi dari seri Harry Potter yakni rasa Butterbeer dan Polyjuice Potion.
Ketika ditanya alasan kenapa mereka menciptakan begitu banyak varian rasa yang unik adalah karena baik Evelyn maupun Stephen punya hobi mencoba makanan atau minuman baru. Mereka cenderung bukan orang yang pemilih dalam hal itu.
“Kami sering kali berpikir kok kayaknya seru kalau makanan atau minuman ini bisa ada dalam bentuk es krim. Karena kami suka makan es krim setelah makan makanan berat, jadi kami suka eksperimen rasa,” jelas Evelyn.
Sejauh ini, menurut Evelyn, kondisi pasar untuk bisnis es krim artisan rumahan semakin banyak peminatnya. Hal itu ditunjukkan dengan semakin banyaknya produsen es krim artisan rumahan yang bermunculan di Instagram.
Ia sendiri masih menjalankan bisnisnya secara online. Pemasaran dilakukan lewat Instagram pada akun .
Para pembeli bisa melakukan pre-order lebih dahulu lewat WhatsApp atau beberapa marketplace yang tersedia karena es krim hanya dibuat berdasarkan pesanan saja. Pengiriman pun hanya dilakukan tiga hari dalam satu minggu.
Namun produksi rumahan yang ia lakukan tak menghalangi produktivitas Evelyn dan Stephen. Dalam sehari ia mengaku bisa memproduksi minimal 100 cup es krim.
“Kami maksimal produksi 150-200 cup karena produksi juga masih pakai tenaga manusia dan mesin yang terbatas.”
Namun ia mengaku selalu berusaha menjaga kondisi es krim selama pengiriman.
“Untuk pengiriman kami selalu masukkan es krim di dalam foil dan sudah termasuk thermafreeze untuk menjaga suhu es krim,” terang Evelyn.
Evelyn juga selalu merekomendasikan agar es krim dikirim dengan kurir instant agar cepat sampai ke pelanggan. Selain itu, pelanggan juga sebaiknya harus langsung menyimpannya ke freezer setelah sampai.
Baca juga: Resep Es Krim Cokelat Tanpa Mixer, Cuma Pakai Tiga Bahan