KOMPAS.com – Menjelajahi jalanan di Milan,Italia sambil mencari gelato saat larut malam adalah ritual tak terpisahkan bagi warga setempat dan wisatawan yang berkunjung ke kota ini setiap tahunnya.
Namun, terdapat undang-undang baru yang diumumkan oleh Wakil Wali Kota Milan Marco Granelli, untuk urusan keamanan.
Undang-undang ini berpotensi mengakhiri tradisi lama ini dengan melarang penjualan makanan dan minuman untuk dibawa pulang setelah tengah malam di 12 distrik tersibuk di Milan dengan dalih demi menjaga ketenangan.
Baca juga:
Mengutip dari laman CNN Travel, Grenelli dalam media sosialnya mengatakan, tujuan pihaknya adalah untuk mencari keseimbangan antara keramahan dan hiburan serta kedamaian dan kesehatan warga.
“Kami percaya pada kota yang hidup, di mana kaum muda dan tua memiliki ruang yang dapat mereka bagi bersama," ujar dia
Lihat postingan ini di Instagram
Menurut para pejabat, larangan tersebut bertujuan untuk mengatasi kebisingan yang berlebihan di daerah pemukiman.
Selain melarang penjualan makanan dan minuman untuk dibawa pulang setelah tengah malam di 12 distrik sibuk di Milan, aturan juga akan mencegah tempat makan menyajikan makanan dan minuman di area luar antara pukul 00.30 pagi sampai 06.00 pagi pada hari kerja, serta pukul 01.30 pagi sampai 06.00 pagi pada akhir pekan.
Para kritikus menilai larangan tersebut bertentangan dengan budaya Italia dan mendesak untuk memodifikasinya. Jika disetujui, larangan akan berlaku mulai bulan depan hingga November, setelah musim turis tahun ini berakhir.
Mengutip dari laman , Marco Barbieri, sekretaris jenderal asosiasi peritel Italia, Confcommercio, mengatakan kepada CNN bahwa larangan tersebut bertentangan dengan akal sehat.
"Jika sebuah keluarga Italia keluar untuk makan pizza dan ingin berjalan-jalan setelahnya dan menikmati gelato, mereka akan didenda berdasarkan peraturan ini" katanya.
Ia mengakui bahwa beberapa warga merasa terganggu dengan kebisingan, namun menambahkan bahwa ada ruang untuk kompromi, seperti membiarkan taman dan ruang terbuka lebih lama.
"Milan memiliki banyak area yang sempurna untuk 'movida' (berpesta) yang tidak akan mengganggu warga, mereka harus dibuka lebih lambat, bukan ditutup lebih awal," katanya.
Barbieri berpendapat bahwa larangan penjualan di tengah malam terlalu dini dan dia mengamati bahwa kebanyakan anak muda di Milan tidak biasa keluar makan malam sebelum pukul 10 malam, terutama di musim panas.
Baca juga:
Barbieri meyakini proposal baru tersebut akan disetujui, tetapi berharap ada modifikasi. Dia menyarankan agar gelato, air, dan pizza dikecualikan dari larangan tersebut, sementara larangan terhadap alkohol tetap berlaku, tetapi hanya pada malam hari.
Perubahan undang-undang ini tidak menjamin kepastian. Pada tahun 2013, rencana serupa untuk penertiban pernah dipertimbangkan oleh pemerintah setempat namun dibatalkan setelah protes hebat dari masyarakat, termasuk gerakan protes yang dikenal sebagai "Occupy Gelato".
Belum jelas apakah tingkat penentangan yang sama akan muncul kali in karena warga memiliki waktu hingga minggu depan untuk menyampaikan pendapat mereka tentang proposal baru ini sebelum keputusan akhir mengenai penjualan gelato larut malam diputuskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.