MINSK, KOMPAS.com - Pihak oposisi Belarus meyakini, rezim Presiden Alexander Lukashenko bakal jatuh dalam dua pekan atau beberapa bulan mendatang.
Pernyataan itu disampaikan Valery Tsepkalo, oposisi yang dilarang untuk berkompetisi melawan Lukashenko dalam pemilu pekan lalu.
Karena itu istrinya, Veronika, bergabung dengan dua perempuan lain, termasuk figur penting Svetlana Tikhanouskaya, untuk menantang petahana.
Baca juga: 10 Hari Beruntun Demo di Belarus, Uni Eropa ke Putin: Buka Dialog
Alexander Lukashenko mengklaim memenangkan pemilu 9 Agustus dengan meraup 80 persen suara. Makin mengukuhkannya sebagai diktator terakhir Eropa.
Namun seperti diberitakan Sky News Rabu (19/8/2020), oposisi menyebut Presiden Belarus berusia 65 tahun itu melakukan kecurangan.
Tsepkalo menerangkan, Lukashenko harus mundur apa pun yang terjadi. Tak peduli meski dia menawarka pemilu baru menysuul referendum pada konstitusi.
"Tidak ada yang percaya padanya. Dia hanya berusaha menenangkan orang banyak. Dia adalah pembohong," kata mantan diplomat tersebut.
Saat ditanya sampai kapan Lukashenko akan terus berkuasa, Tsepkalo menjawab dua pekan. "Paling banter hanya beberapa bulan," klaimnya.
Pengusaha di bidang teknologi itu menerangkan, situasi di Belarus kini berkembang pesat, di mana sang presiden sudah tak punya kuasa lagi.
Dia mengklaim bahwa presiden yang berkuasa sejak 1994 itu sudah kehilangan popularitas, dengan semua rakyat kini membencinya.
Baca juga: Rusia Siap Kerahkan Bantuan Militer ke Belarus jika Diperlukan
Tsepkalo, mantan duta besar untuk AS, dilaporkan mengungsi ke Moskwa pada Juli lalu bersama dua anaknya agar tidak ditangkap.
Posisinya untuk berkampanye menentang Lukashenko digantikan oleh Veronika. Tetapi, sang istri juga diungsikan ke Rusia setelah pemilu.
Keluarga itu kini dikabarkan berpindah ke Ukraina, di mana mereka berencana untuk bergerak ke Lithuania pada pekan ini bersama Tikhanouskaya.
Tsepkalo menerangkan, dia berencana kembali ke negara pecahan Uni Soviet itu jika situasinya dirasa kondusit untuk mengikuti pemilu selanjutnya.
Baca juga: Putin Janjikan Bantuan Keamanan kepada Presiden Belarus Lukashenko
Dia menuturkan berharap negara itu punya masa depan cerah. Tak hanya beraliansi kuat dengan Rusia. Namun juga mempunyai hubungan kuat dengan AS maupun Uni Eropa.
Berbicara dari Kiev, Tsepkalo menjelaskan dia tidak bisa menafikkan fakta bahwa 50 persen perdagangan Belarus adalah dengan Kremlin.
"Saya memahami pentingnya Rusia. Tapi di saat bersamaan, kami adalah negara Eropa. Kami ingin berbagi ide demokrasi," paparnya.
"Tentu kami harus lebih terbuka lagi dengan dunia Barat. Lebih, lebih terbuka lagi," jelas Tsepkalo.
Baca juga: Mereka Dipaksa Berlutut dan Setengah Telanjang, Kisah Kebrutalan Aparat di Belarus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.