WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan, pemakzulan terhadap mantan Presiden Donald Trump jalan terus.
Meski begitu, Pelosi menolak untuk memberikan kepastian kapan artikel impeachment itu bakal dikirimmkan ke Senat.
"Akan segera terjadi. Saya tidak berpikir jedanya bakal lama, namun kami harus meneruskannya," tegas Pelosi ke awak media.
Baca juga: Begitu Ingin Menyingkirkan Trump, Ketua DPR AS: Dia adalah Ancaman
Dia menjelaskan Senat harus berembug untuk mencari struktur persidangan bagi Trump, mantan presiden pertama yang mendapat pemakzulan.
Ketua DPR AS sejak 2019 itu berujar, dia tengah mendiskusikan dengan manajer pemakzulan kapan Senat siap untuk bersidang.
"Kami membahas kapan Senat siap menyidangkan mantan Presiden AS yang bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan di Gedung Capitol, dan meremehkan hak rakyat," tegasnya.
Pernyataan Nancy Pelosi itu terjadi sehari setelah Joe Biden dilantik menjadi presiden ke-46 AS di Capitol (20/1/2021).
Dalam pidatonya, Biden secara tidak langsung menyerang Trump karena menginspirasi pendukungnya berbuat onar pada 6 Januari.
Meski begitu, di sisi lain Biden menyerukan persatuan dan meminta agar perpecahan karena pandangan politik harus diakhiri.
Baca juga: Pesan Terakhir Nancy Pelosi kepada Donald Trump yang Baginya Noda Negara
Politisi 80 tahun itu menampik jika dirinya hanya memberi lebih banyak perpecahan, dan melanggar pesan persatuan Biden.
Dia menegaskan bahwa mantan Presiden Trump memang layak dimakzulkan karena sudah menggalang kericuhan pada 6 Januari.
"Saya tidak berpikir pendapat 'mari lupakan ini, teruslah melangkah' akan menyatukan. Tidak seperti itu caranya bersatu," tegasnya.
Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell disebut sudah membuka pintu jika saja pemakzulan terhadap Trump terjadi.
Baca juga: DPR AS: Trump dapat Terseret dalam Kasus Pembunuhan di Gedung Capitol
Sebab jika sampai artikel itu lolos, maka Partai Republik mempunyai alasan untuk menendang pria 74 tahun tersebut.
Namun, sejumlah kalangan di kaukus keberatan. Salah satunya adalah Senator Lindsey Graham yang adalah sekutu utama si mantan presiden.
Kepada Fox News Rabu, dia mengatakan pemaksaan penerapan resolusi itu bisa membuat AS terpecah semakin dalam.
"Saya kira itu seperti membuka Kotak Pandora, dan tentu saja, tidak baik untuk kepresidenan ke depannya," jelas Graham dikutip AFP Kamis (21/1/2021).
Baca juga: Dua Kali Makzulkan Trump, Dua Kali Pula Ketua DPR AS Pakai Baju yang Sama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.