优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Ditemukan 3 Mayat Hangus dalam Kerusuhan di Kepulauan Solomon

优游国际.com - 27/11/2021, 10:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber

HONIARA, KOMPAS.com - Mayat tiga orang telah ditemukan di sebuah gedung yang terbakar dalam kerusuhan di Kepulauan Solomon, kata polisi pada Sabtu (27/11/2021).

Melansir AFP pada Sabtu (27/11/2021), 3 mayat tersebut adalah kematian pertama yang dilaporkan dari kerusuhan berhari-hari di Kepulauan Solomon.

Tiga mayat itu dalam kondisi hangus di dalam sebuah gedung toko di distrik Chibatown, Honiara, ditemukan oleh seorang penjaga keamanan.

Baca juga: Kerusuhan di Kepulauan Solomon: Kronologi dan 4 Penyebabnya

Penjaga tersebut mengatakan kepada AFP bahwa ia menemukan mayat-mayat hangus itu di dua kamar berbeda pada Jumat (26/11/2021) malam waktu setempat.

Polisi mengatakan tim forensik sedang melakukan penyelidikan yang masih belum jelas penyebab kematian tiga orang tersebut.

Jalan-jalan di ibu kota tetap relatif sepi pada Sabtu pagi waktu setempat ketika penduduk setempat mulai menilai kerusakan yang ditinggalkan oleh kerusuhan berhari-hari.

Jam malam telah diberlakukan di ibu kota Honiara yang bergolak semalam setelah hari ketiga kerusuhan membuat rumah perdana menteri diserang dan sebagian besar kota menjadi puing-puing yang membara.

Baca juga: Kerusuhan di Kepulauan Solomon, Australia Kerahkan Polisi dan Pasukan Keamanan

Penjaga perdamaian Australia, yang tiba di Kepulauan Solomon pada Kamis (25/11/2021) malam, telah bergabung dengan polisi di jalan-jalan untuk memulihkan ketertiban dan melindungi infrastruktur penting negara.

Ledakan kekerasan sebagian merupakan akibat dari frustrasi publik terhadap pemerintah Perdana Menteri Manasseh Sogavare dan pengangguran nasional kronis yang diperburuk oleh pandemi Covid-19.

Para ahli mengatakan krisis di Kepulauan Solomon juga telah dipicu oleh permusuhan lama antara penduduk pulau terpadat Malaita dan pemerintah pusat yang berbasis di pulau Guadalcanal.

Negara Kepulauan Solomon berpenduduk sekitar 700.000 orang itu selama beberapa dekade mengalami ketegangan etnis dan politik.

Penduduk Malaita telah lama mengeluh bahwa pulau mereka diabaikan oleh pemerintah pusat, dan perpecahan meningkat ketika Sogavare mengakui Beijing pada 2019.

Baca juga: Kerusuhan di Kepulauan Solomon, Dipicu Pengalihan Hubungan Diplomatik dari Taiwan ke China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau