JENEWA, KOMPAS.com - Kepala Badan Energi Internasional (IEA)memperingatkan bahwa Rusia mungkin berhenti memasok gas ke Eropa musim dingin ini.
Fatih Birol mengatakan dia yakin penutupan total bukanlah skenario yang paling mungkin, tetapi Eropa perlu mengerjakan rencana darurat untuk berjaga-jaga.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa negara Eropa mengatakan mereka menerima gas Rusia secara signifikan lebih sedikit dari yang mereka harapkan.
Pejabat Rusia menyangkal hal itu disengaja dan menyalahkan masalah teknis.
Sebelum invasi ke Ukraina, Eropa mengimpor sekitar 40 persen gas alamnya dari Rusia, tetapi angka itu kini turun menjadi sekitar 20 persen.
Baca juga: Dampak Pemotongan Gas Rusia, Jerman Genjot Energi dari Pembangkit Batu Bara
Birol mengatakan dia yakin bahwa pengurangan pasokan gas Rusia baru-baru ini adalah "strategis".
Pemangkasan tersebut mempersulit negara-negara Eropa untuk mengisi penyimpanan gas mereka dan meningkatkan pengaruh Rusia pada musim dingin ini.
"Saya tidak akan mengesampingkan Rusia terus menemukan masalah yang berbeda di sana-sini, dan terus mencari alasan untuk mengurangi pengiriman gas ke Eropa dan bahkan mungkin menghentikannya sepenuhnya," kata Birol kepada BBC News pada Rabu (22/6/2022).
Pekan lalu aliran gas alam melalui Nord Stream 1, salah satu pipa utama dari Rusia ke Eropa, hanya 40 persen dari kapasitas.
Banyak ahli yang skeptis dengan penjelasan Rusia, bahwa itu disebabkan oleh "masalah teknis".
Baca juga:
Baca juga: Rusia Resmi Jadi Pemasok Minyak Terbesar untuk China
Di seluruh Eropa, kekurangan pasokan gas terus dilaporkan.
Pada Jumat (17/6/2022) perusahaan energi perusahaan Italia Eni mengatakan bahwa mereka hanya menerima setengah dari gas yang diharapkan dari raksasa gas yang dikendalikan negara Rusia, Gazprom, sementara Slovakia dan Austria juga melaporkan penurunan.
Perancis mengatakan tidak menerima gas Rusia dari Jerman sejak 15 Juni.
Sementara Polandia, Bulgaria, Finlandia, Denmark dan Belanda telah menghentikan pengiriman gas Rusia mereka setelah mereka menolak permintaan untuk membayar dalam rubel Rusia.
Baca juga: Gas dan Minyak Rusia: Berapa Besar Ketergantungan Dunia Padanya?
Bulan lalu negara-negara Eropa sepakat untuk mencoba melindungi diri dari volatilitas harga gas dengan mengisi fasilitas penyimpanan mereka.